Breaking News

Malam Mencekam di Jobokuto: ODGJ Masuk Rumah Warga, Relawan Harap Pemerintah Bertindak Tegas

Foto, ilustrasi.

Queensha.id - Jepara,

Suasana malam di Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara Kota, mendadak mencekam. Sekitar pukul 21.30 WIB, Sabtu malam (28/6), seorang ibu bersama anaknya mendatangi rumah seorang relawan kemanusiaan setempat dalam keadaan panik dan ketakutan. Dengan wajah pucat dan suara gemetar, ia menunjukkan sebuah foto pria dewasa yang tak dikenal, diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang tiba-tiba masuk ke rumahnya dan enggan pergi.

“Saya bingung harus minta tolong ke siapa. Di rumah hanya ada perempuan dan anak-anak kecil. Kami ketakutan,” ujar si ibu, yang tidak disebutkan namanya demi alasan keamanan.

Karena tidak tahu harus mengadu ke mana, ia sempat mendatangi Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk meminta bantuan. Namun, petugas Damkar mengarahkan ia ke rumah salah satu relawan kemanusiaan, yang dikenal cukup aktif membantu penanganan kasus sosial semacam ini.

“Saat saya lihat fotonya, saya langsung mengenalinya. Itu Pak Mundhofar, warga RT 06 Ujungbatu. Dia sudah sering saya tangani. Mungkin sudah puluhan kali,” ungkap sang relawan kepada wartawan.

Namun, niat untuk membantu sempat surut ketika sang ibu menawarkan uang rokok sebagai imbalan. “Saya bukan tersinggung soal uangnya, tapi soal niatnya. Rasanya saya seperti diminta tolong bukan karena kemanusiaan, tapi karena uang rokok,” katanya.

Ia pun menyarankan agar si ibu mencari bantuan dari pihak lain seperti RT setempat atau aparat kepolisian.

Kejadian ini menambah daftar panjang keresahan warga terhadap keberadaan sejumlah ODGJ yang berkeliaran tanpa penanganan serius. Bahkan, menurut pengakuan sang relawan, ada beberapa ODGJ yang kerap muncul dan membuat warga ketakutan.


“Bukan Hanya Sekali, Tapi Puluhan Kali”

Masalah seperti ini, menurut relawan tersebut, sudah terlalu sering terjadi. Bahkan nama-nama seperti Mundhofar (Ujungbatu), Sanggup (Batealit), Mintiah dan anaknya, serta seorang ibu dan anak dari Guyangan, menjadi nama-nama yang terus berulang dalam laporan warga.

“Orangnya itu-itu saja. Kami ini relawan, bukan penampungan. Kalau terus begini, yang capek bukan cuma warga tapi juga kami,” keluhnya.


Butuh Solusi Serius dari Pemerintah

Ia pun berharap agar instansi terkait, seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan aparat desa/kelurahan, mulai mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan persoalan ini. Penanganan terhadap ODGJ tidak bisa hanya diserahkan kepada relawan atau masyarakat sipil.

“Kami minta pemerintah jangan menutup mata. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal keselamatan warga. Jangan tunggu sampai ada yang celaka baru sibuk turun tangan,” tegasnya.


Jadi, ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) adalah kelompok yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari negara. Penanganan yang manusiawi dan tepat sasaran diperlukan agar mereka tidak menjadi korban sekaligus tidak membahayakan masyarakat. Koordinasi antarinstansi sangat diperlukan, agar Jepara menjadi kota yang aman, ramah, dan peduli pada seluruh warganya — termasuk yang mengalami gangguan jiwa.

***

Sumber: Alba KRJ.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia