Queensha.id - Pati,
Di sebuah desa terpencil di Pati, Jawa Tengah, tinggal seorang janda muda bernama Rina (28). Ia menjual jamu tradisional berkeliling desa naik motor Honda Beat untuk menghidupi anak semata wayangnya, Andra (5).
Suatu malam...
(Suara jangkrik dan angin malam. Rumah kecil tampak gelap.)
[Narasi] Malam itu, Rina lelah sepulang menjajakan jamu. Ia tertidur tanpa menyadari ada bahaya mengintai...
(Seorang pria asing masuk lewat jendela. Ia adalah maling. Setelah melihat motor, matanya tertuju pada Rina yang tidur dalam baju tipis.)
Maling (gumam):
“Perempuan... sendirian...”
(Dia membekap Rina. Suasana gelap. Transisi cepat.)
Pagi hari
(Rina terduduk lemas di ranjang, wajah pucat, mata sembab. Motor sudah tak ada.)
Rina (pelan):
“Ya Allah... apa yang terjadi padaku semalam?”
(Ia hanya melaporkan kehilangan motor ke polisi. Tidak ada yang tahu bahwa ia diperkosa.)
Dua minggu berlalu
(Rina muntah-muntah. Ia memeriksakan diri ke bidan.)
Bidan:
“Bu Rina... selamat, Anda hamil.”
(Rina terdiam, lalu menangis diam-diam.)
Beberapa bulan kemudian
(Rina pindah rumah kontrakan. Malu dan takut aibnya terbongkar. Suatu hari ia dengar dari polisi bahwa maling motornya tertangkap.)
(Ia nekat datang ke penjara.)
Rina:
“Kau... ingat aku?”
Maling (terkejut):
“Ya Allah... kau wanita itu...”
Rina:
“Aku hamil.”
(Maling, yang ternyata bernama Bayu, tertunduk.)
Bayu:
“Aku... khilaf. Aku bukan orang jahat. Istriku selingkuh, hidupku hancur... Tapi aku salah.”
Beberapa kali pertemuan
(Rina dan Bayu mulai berbicara lebih tenang. Rina melihat penyesalan Bayu nyata.)
Bayu:
“Aku tak pantas jadi ayah anak itu...”
Rina:
“Anak ini tak minta dilahirkan. Tapi aku ingin dia punya ayah... yang bertanggung jawab.”
(Rina memalsukan laporan, menyebut Bayu sebagai mantan suami demi dapatkan remisi.)
9 bulan kemudian
(Rina melahirkan bayi perempuan. Bayu masih di penjara. Tapi ia menulis surat tiap minggu.)
Setahun berlalu – Bayu bebas
(Rina menjemput Bayu. Mereka berdiri canggung di depan rumah kontrakan sederhana.)
Bayu:
“Kau yakin...? Setelah semua ini...”
Rina:
“Aku nggak pernah yakin... tapi aku butuh rekan. Warung jamuku akan ramai kalau ada yang bantu.”
(Bayu tertunduk haru. Mereka membuka warung jamu bersama, hidup bersahaja.)
(Rina, Bayu, Andra, dan bayi perempuan itu duduk di teras warung jamu. Tertawa bersama.)
Rina (menatap langit):
“Terkadang, luka membawa kita pada jalan yang tak kita pilih... tapi bisa jadi itu jalan yang ditakdirkan.”
***
0 Komentar