Queensha.id - Jepara,
Ribuan masyarakat tumpah ruah di dua lokasi berbeda di Kabupaten Jepara pada Minggu (18/5), menyambut dan memeriahkan dua event budaya yang berlangsung meriah: Sedekah Bumi Desa Mantingan dan Festival Budaya Kelingan Keling Kulturing di Desa Damarwulan.
Di Desa Mantingan, gelaran sedekah bumi berlangsung semarak sejak siang hari. Pukul 13.00 WIB, kirab gunungan dan pawai karnaval dari masing-masing RT dimulai dari simpang Petekeyan, menyusuri jalan menuju balai desa yang berada tak jauh dari kompleks Masjid dan Makam Ratu Kalinyamat serta Sultan Hadlirin. Setiap kelompok menampilkan ragam kreativitas dan kekompakan yang mencerminkan semangat warga dalam menjaga tradisi leluhur.
Puncak acara terjadi saat peserta kirab tampil di hadapan panggung kehormatan hingga pukul 17.30. Tak lama setelah itu, warga berbondong-bondong berebut gunungan hasil bumi, simbol syukur atas berkah alam yang melimpah.
Petinggi Desa Mantingan, Mohammad Syafi’i, menyebut bahwa tradisi ini merupakan agenda tahunan yang selalu dinantikan masyarakat.
“Sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas berkah-Nya, acara ini juga menjadi momen mempererat kerukunan antarwarga,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini terus menumbuhkan semangat guyub rukun, adem tentrem, dan kesejahteraan bagi desa.
Sementara itu, pada hari yang sama di Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, juga digelar Festival Budaya Kelingan Keling Kulturing yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 14.00 WIB. Festival ini menjadi ajang unjuk gigi 12 desa se-Kecamatan Keling dalam menampilkan beragam pertunjukan seni budaya lokal.
Mulai dari tarian anak-anak SD hingga penampilan para seniman dewasa, panggung desa ramai oleh kreativitas yang mengakar pada tradisi. Tak ketinggalan, parade desain batik Damarwulan dengan teknik canting juga turut memeriahkan acara.
“Ini murni hasil gotong royong dari masing-masing desa. Masyarakat sangat antusias karena bisa tampil dan mengapresiasi budaya lokal,” ungkap salah satu panitia.
Kegiatan ini mendapat perhatian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara. Perwakilan Disparbud, Iwan Nugroho, menekankan pentingnya pelestarian budaya sebagai warisan identitas daerah.
“Budaya seperti dolanan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Kegiatan seperti ini penting untuk mengedukasi generasi muda agar mencintai dan menjaga warisan leluhur,” terangnya.
Jepara, yang dikenal dengan seni ukirnya, hari itu kembali menunjukkan bahwa kekayaan budaya tak hanya terpahat di kayu, tapi juga hidup dalam tarian, kain batik, dan semangat kebersamaan masyarakatnya.
***
Sumber: RK.
0 Komentar