Notification

×

Iklan

Iklan

Viral Aqua Gunakan Sumur Bor, Warga Kini Curiga dengan Sumber Air Isi Ulang

Kamis, 30 Oktober 2025 | 23.30 WIB Last Updated 2025-10-30T16:31:33Z

Foto, air mineral isi ulang.

Queensha.id - Depok, Jawa Barat.


 Setelah viralnya kabar dugaan penggunaan sumur bor oleh salah satu merek air minum terkenal Aqua, kini masyarakat mulai mempertanyakan asal usul air isi ulang yang banyak beredar di pasaran.


Fenomena ini mencuat setelah muncul video inspeksi lapangan yang memperlihatkan salah satu pabrik Aqua di Subang diduga mengambil air dari sumur bor dalam, bukan mata air pegunungan seperti yang diklaim perusahaan selama ini. Dampaknya, masyarakat kini mulai waspada dan ingin tahu: sebenarnya dari mana asal air yang mereka konsumsi setiap hari?



Depot Air Isi Ulang di Depok Jadi Sorotan


Berdasarkan pantauan awak media di sejumlah depot air isi ulang di Depok, Jawa Barat, para pedagang memberikan keterangan beragam soal sumber air yang mereka gunakan.


Sapitra, salah satu pedagang depot air isi ulang di kawasan Depok, mengklaim air yang dijualnya berasal dari Gunung Salak, Bogor.


“Sumbernya masih dari air pegunungan, bukan sumur bor. Kualitasnya terjamin, jadi ambilnya enggak sembarangan,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).


Namun, saat ditanya lebih lanjut soal lokasi pastinya, Sapitra mengaku tidak tahu secara detail karena pengambilan air dilakukan langsung oleh pemilik usaha.
“Katanya sih di kawasan Bogor Selatan, deket Gunung Salak, tapi saya cuma karyawan,” tambahnya.


Di tempatnya, harga air isi ulang dibagi dua jenis:


  • Air mineral: Rp7.000 per galon
  • Air reverse osmosis (RO): Rp11.000 per galon



Sebagian Masih Gunakan Air dari Sentul


Sementara itu, Kurniawan, pedagang air isi ulang lainnya, juga mengaku mengambil air dari pegunungan Salak, tepatnya di kawasan Cihideung, Bogor Selatan.


“Kami ambilnya langsung dari air pegunungan di Batu Tulis. Di sana banyak tempat pengisian airnya,” jelasnya.


Namun ia tidak menutup mata bahwa beberapa depot lain mengambil air dari kawasan Sentul, yang menurutnya tidak semuanya berasal dari pegunungan.


“Beberapa toko isi ulang di Sentul itu sumbernya dari sumur bor atau PDAM. Kalau di kami 100% dari pegunungan,” ungkap Kurniawan.


Harga air isi ulang di tokonya pun lebih murah, yakni Rp6.000 per galon.


Pengusaha Akui Tak Semua Air Isi Ulang dari Pegunungan


Hal senada disampaikan Yosep, seorang pengusaha depot air isi ulang yang sudah lama berkecimpung di bisnis ini. Ia menjelaskan bahwa sumber air isi ulang bisa berbeda-beda tergantung wilayah.


“Kalau daerahnya dekat pegunungan, mereka biasanya ambil dari mata air. Tapi kalau di luar Jawa, banyak yang pakai air PDAM atau sumur bor,” katanya.


Menurut Yosep, air pegunungan tetap lebih unggul dari segi rasa dan kesegaran, namun tidak semua depot mampu mengakses sumber alami tersebut karena keterbatasan biaya dan jarak.



Publik Semakin Kritis Soal Sumber Air


Kasus yang menimpa Aqua kini membuat masyarakat lebih kritis terhadap label dan klaim air minum kemasan maupun isi ulang. Tak sedikit warganet menuntut agar pemerintah melakukan uji laboratorium terbuka untuk memastikan keaslian sumber air yang beredar di pasaran.


“Air itu kebutuhan dasar. Kalau sumbernya saja diragukan, masyarakat berhak tahu yang sebenarnya,” tulis salah satu komentar di media sosial.


Kini, kejujuran produsen dan pengawasan pemerintah menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap produk air minum, baik yang bermerek besar maupun yang dijual secara lokal.


***

Sumber: CNBC.

Redaksi Queensha Jepara.