Breaking News

Ribuan Ikan Mujair Mati Mendadak di Sayung Demak, DLH Turun Tangan, Warga Resah

Foto, Polisi saat mendatangi tambak yang ikannya mati mendadak di Sayung, Demak. Foto: Dok. Istimewa

Queensha.id - Demak,

Fenomena tak lazim mengguncang warga Sayung, Kabupaten Demak. Ribuan ikan mujair dan bandeng ditemukan mati mendadak di salah satu tambak milik warga. Peristiwa yang terjadi sejak dua hari lalu ini tak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, namun juga menciptakan keresahan sosial dan mencuatkan pertanyaan besar soal pencemaran lingkungan.

Bangkai ikan yang mengapung di permukaan tambak tercium hingga ke jalan raya Pantura Demak-Semarang. Para pengendara yang melintas pun terganggu oleh bau busuk menyengat yang memaksa banyak dari mereka menutup hidung atau menurunkan kecepatan kendaraan.

Pemilik tambak, Sukirman, tampak terpukul. Ia memperkirakan kerugian yang harus ditanggungnya mencapai Rp 35 juta, apalagi masa panen tinggal menghitung bulan. “Ya tiga bulan (lagi panen), tapi sekarang semua sudah mati,” ungkapnya lirih, Selasa (10/6/2025).

Sukirman mencurigai bahwa penyebab utama matinya ikan-ikan itu berasal dari limbah yang mencemari area tambaknya. Namun ia juga tidak menampik kemungkinan bahwa banjir rob yang belakangan kerap terjadi di wilayah pesisir Sayung bisa menjadi faktor pemicu. “Rob tinggi juga bisa (jadi penyebab),” katanya.

DLH Lakukan Investigasi, Kualitas Air “Normal Tapi Terlambat”

Menanggapi kejadian ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Demak langsung menurunkan tim untuk melakukan investigasi. Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Muda DLH Demak, Safril, menyebut bahwa pengecekan kualitas air sudah dilakukan di lokasi.

“Hasilnya masih dalam batas normal. Tapi ini ‘kan kita tidak tahu pasti saat kejadian itu kondisi air seperti apa. Sekarang ini sudah pergantian air,” jelas Safril. 


Ia mengindikasikan bahwa kondisi air saat ini bisa berbeda dengan saat insiden pertama kali terjadi, sehingga menyulitkan penarikan kesimpulan yang akurat.

Fenomena kematian massal ikan ini sontak menyita perhatian masyarakat luas dan viral di media sosial. Banyak warganet yang mendesak agar pemerintah daerah bertindak tegas terhadap potensi pencemaran lingkungan dan memperketat pengawasan terhadap pembuangan limbah industri maupun rumah tangga ke aliran sungai dan tambak.

Ancaman Lebih Luas di Balik Tambak yang Sunyi

Sayung, sebagai salah satu kawasan tambak produktif di pesisir utara Jawa Tengah, kerap menjadi langganan banjir rob dan terdampak dari aktivitas industri di sekitar kawasan. Para petambak seperti Sukirman menghadapi tantangan ganda: dari sisi alam dan dari kemungkinan pencemaran buatan.

Jika penyebab utama insiden ini terbukti akibat limbah, maka ini bisa menjadi lonceng peringatan serius bagi pemerintah daerah untuk bertindak lebih aktif dalam melindungi lingkungan dan keberlangsungan ekonomi masyarakat pesisir.

DLH Demak menyatakan bahwa mereka masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk kemungkinan pengambilan sampel lanjutan di area hulu dan sekitar tambak. “Kami akan lakukan analisis lebih lanjut. Harus ada kejelasan agar kejadian ini tidak terulang,” tutup Safril.

Sementara itu, warga hanya bisa berharap agar bau busuk segera menghilang dan tambak mereka kembali pulih seperti sedia kala. Namun trauma dan ketidakpastian masih menyelimuti, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidup dari air yang kini tak lagi memberi kehidupan.

***

Sumber: Muin.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia