Foto, ilustrasi seorang PNS. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Praktik mencari muka atau "menjilat atasan" di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi fenomena yang kerap terjadi di berbagai instansi pemerintahan. Fenomena ini mencuat kembali ke permukaan setelah sorotan tajam dari pengamat kebijakan publik, Dr. Indah Prasetya, yang menyebut bahwa kebiasaan tersebut merusak sistem merit dan integritas aparatur sipil negara.
Menurut Dr. Indah, PNS penjilat adalah individu yang gemar menunjukkan seolah-olah mereka paling mampu di hadapan atasan. Tujuannya bukan semata demi pencapaian kinerja, melainkan untuk mendapatkan perhatian dan posisi strategis melalui kedekatan personal, bukan karena kompetensi.
"Fenomena ini jelas bertentangan dengan prinsip sistem merit. Jabatan harusnya berdasarkan kompetensi, bukan karena kedekatan atau kepentingan pribadi," tegasnya.
Fenomena ini, menurutnya, tidak hanya terjadi di satu dua instansi, melainkan menjalar hampir ke seluruh lini kerja PNS. Di tingkat dinas, tak sedikit yang berlomba mencari muka kepada Kepala Bidang atau Kepala Dinas. Di kecamatan, sasaran penjilatan beralih ke Camat. Tak terkecuali di lingkungan sekolah yang mengarah kepada Kepala Sekolah. Bahkan dalam skala yang lebih tinggi, beberapa PNS terang-terangan mendekati Bupati, Gubernur, hingga Presiden.
Dr. Indah menekankan bahwa praktik seperti ini bukan hanya tidak sehat, tetapi juga merusak tatanan kerja profesional yang selama ini dibangun dalam tubuh ASN. Ia memberi contoh nyata: promosi jabatan tidak lagi diberikan kepada pegawai yang memiliki pengalaman dan prestasi, melainkan kepada mereka yang rajin mengikuti atasan, bahkan di luar jam kerja.
"Saya lihat sendiri yang naik jadi Kepala Bidang bukan yang punya pengalaman, tapi yang sering ikut-ikut pimpinan dinas, bahkan di luar jam kerja," ujarnya.
Lebih jauh, dampak dari budaya menjilat ini dinilai sangat merugikan masyarakat secara umum. Ketika jabatan diberikan kepada orang yang tidak kompeten, kebijakan publik yang dihasilkan cenderung kurang berkualitas. Pelayanan pun menjadi tidak optimal karena dipegang oleh individu yang tidak memiliki kapasitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Fenomena PNS penjilat menjadi potret buram birokrasi yang masih jauh dari kata ideal. Dibutuhkan ketegasan dari pemerintah dalam menegakkan sistem merit dan menghapus budaya nepotisme terselubung ini. Penegakan disiplin dan penghargaan terhadap kinerja nyata adalah langkah awal untuk menumbuhkan kembali semangat profesionalisme di kalangan ASN.
***
Sumber: Klik Pendidikan.
0 Komentar