Foto, peternakan babi di wilayah kepulauan Riau. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Di balik pengharaman babi dalam Islam, terselip sebuah kisah menarik yang kerap diceritakan turun-temurun: tentang kemunculan hewan ini di dalam kapal Nabi Nuh AS saat banjir besar melanda bumi. Meski tidak disebut dalam Al-Quran, legenda ini telah hidup di berbagai masyarakat Muslim sebagai bagian dari kearifan lisan yang memuat pesan moral dan simbolik.
Babi Muncul karena Kotoran di Kapal
Dikisahkan, ketika banjir besar melanda dan bahtera Nabi Nuh berlayar membawa manusia dan sepasang hewan dari setiap jenis, muncul permasalahan baru: kotoran yang menumpuk dan mencemari kapal. Bau busuk menyebar dan membuat penghuni kapal tak nyaman.
Menurut legenda, Nabi Nuh pun memanjatkan doa kepada Allah agar diberikan solusi. Maka dari tubuh gajah, diciptakanlah seekor babi yang segera memakan kotoran dan membersihkan kapal.
Ada juga versi yang menyebutkan bahwa iblis ikut menyelinap ke kapal dan menyebabkan munculnya tikus. Tikus itulah yang kemudian menjadi sumber kotoran, hingga akhirnya babi diciptakan untuk mengatasinya.
Tidak Ada dalam Al-Quran, Tapi Sarat Makna
Penting untuk dicatat, kisah ini tidak tercantum dalam Al-Quran maupun hadis sahih. Namun, sebagaimana tradisi dalam banyak budaya, legenda ini hidup sebagai bentuk simbolik untuk menjelaskan asal-usul sesuatu yang dianggap najis atau menjijikkan, sekaligus menyisipkan nilai pelajaran.
Beberapa ulama menyarankan untuk tidak menjadikan kisah-kisah seperti ini sebagai landasan akidah, melainkan cukup dilihat sebagai bagian dari cerita rakyat yang dapat memuat pesan moral – seperti hikmah dari setiap ciptaan Allah, bahkan dari makhluk yang diharamkan.
Hikmah Pengharaman Babi
Islam dengan tegas mengharamkan konsumsi daging babi sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Quran, antara lain:
- Surat Al-Baqarah ayat 173
- Al-Ma'idah ayat 3
- Al-An’am ayat 145
- An-Nahl ayat 115
Dari sisi kesehatan, babi dikenal membawa risiko penyakit tertentu. Dari sisi akhlak, ia juga dianggap hewan yang tidak memiliki rasa malu dan kebersihan diri. Inilah yang kemudian menjadikannya simbol hewan yang haram dikonsumsi umat Islam.
Antara Iman dan Penalaran
Kisah babi di kapal Nabi Nuh bukanlah satu-satunya legenda terkait binatang dalam sejarah kenabian. Tapi ia menunjukkan satu hal penting: bahwa iman sering kali dituntut hadir meski penjelasan tidak selalu tersedia secara logis atau tekstual.
Dalam hal ini, pengharaman babi menjadi salah satu contoh bentuk ujian ketaatan, di mana Allah melarang sesuatu, dan manusia diperintahkan tunduk sebagai bukti keimanan.
Jadi, kisah ini adalah bagian dari tradisi lisan yang hidup di tengah masyarakat. Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dan lurus dalam agama, sebaiknya selalu merujuk kepada Al-Quran, hadis sahih, dan nasihat para ulama.
***
Sumber: BS.