Foto, logo PWO Jepara dan ketua PWO Jepara, Ali Achwan. |
Queensha.id - Jepara,
Aksi demonstrasi yang berujung ricuh hingga Gedung DPRD Kabupaten Jepara dibakar menyisakan luka mendalam bagi masyarakat. Asap hitam memang sudah padam, tetapi bayangan kerusuhan masih membekas di benak banyak orang.
Di tengah kekhawatiran itu, suara kearifan datang dari warga dan organisasi wartawan di Jepara. Mereka menyerukan pesan yang sama: Jepara jangan rusuh, jangan mau dipecah belah, dan jangan mudah terprovokasi.
Warga Sampaikan Keprihatinan
Ahmad Fauzi, warga Kecamatan Tahunan, menuturkan bahwa kerusuhan hanya membawa kerugian bagi semua pihak.
“Kalau gedung DPRD dibakar, yang rugi siapa? Kita juga. Fasilitas umum itu untuk masyarakat. Kalau rusak, kita sendiri yang susah. Jangan sampai emosi sesaat bikin Jepara kacau,” ujarnya.
Suwondo, warga Nalumsari, juga menekankan pentingnya persaudaraan di tengah masyarakat.
“Kita ini wong Jepara, saudara satu tanah. Jangan mau diadu domba karena provokasi. Kalau Jepara rusuh, anak cucu kita yang akan menanggung akibatnya,” tegasnya.
Mulyadi, pedagang kecil asal Pecangaan, mengungkapkan keresahannya terhadap dampak ekonomi.
“Kalau demo berujung kerusuhan lagi, kami pedagang kecil yang paling kena. Orang takut keluar rumah, dagangan nggak laku. Jangan sampai Jepara tambah sengsara gara-gara emosi,” katanya.
PWO Jepara Ajak Bijak Sikapi Informasi
Suara warga itu sejalan dengan sikap Perkumpulan Wartawan Online (PWO) Jepara. Ketua PWO Jepara, Ali Achwan, mengajak masyarakat untuk lebih tenang, bijak, dan tidak mudah terhasut.
“Kami dari PWO Jepara mengingatkan masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh hasutan siapapun atau informasi apapun yang belum jelas kebenarannya, terutama yang beredar di media sosial. Hoaks itu sangat berbahaya, bisa bikin kita saling bermusuhan,” tegas Ali.
Menurutnya, kerusuhan yang terjadi beberapa hari lalu adalah bukti nyata betapa cepatnya provokasi bisa membakar suasana.
“Kalau fasilitas umum dibakar, yang rugi bukan hanya pemerintah. Justru rakyat kecil yang paling terdampak. Mari kita belajar dari kejadian kemarin, jangan sampai terulang lagi,” tambahnya.
Ali juga menegaskan peran penting media dalam meredam ketegangan.
“Media online Jepara akan selalu menyampaikan informasi yang benar, menyejukkan, dan menenangkan publik. Kami tidak ingin Jepara terpecah belah hanya karena kabar bohong. Media punya tanggung jawab moral menjaga suasana tetap kondusif,” ucapnya.
Harapan Bersama: Jepara Tetap Aman
Di penghujung, baik warga maupun PWO Jepara sepakat bahwa kerusuhan bukanlah jalan keluar. Semua berharap Jepara bisa segera pulih, kembali rukun, dan damai.
“Kalau ada masalah, mari diselesaikan lewat musyawarah, bukan dengan amarah. Jangan sampai kita menghancurkan rumah kita sendiri,” pungkas Ahmad Fauzi, diamini warga lain.
Ali Achwan menambahkan penegasan:
“Jepara adalah tanah kelahiran kita, warisan untuk anak cucu. Mari kita jaga bersama-sama. Jangan sampai Jepara tercatat sebagai daerah konflik. Yang kita wariskan haruslah damai dan persaudaraan," pungkasnya.
Suara itu kini bergema di seluruh Jepara: jangan terprovokasi, jangan terpecah, mari jaga damai bersama.
***
Sumber: BS.