Foto, ilustrasi seorang perempuan sedang berpikir negatif pada orang lain. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Pikiran negatif terhadap orang lain sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk prasangka, iri hati, maupun suudzon. Dalam ajaran Islam, hal ini disebut su’uzhan yang merupakan salah satu penyakit hati dan bisa berdampak buruk pada hubungan antar manusia maupun pada kualitas ibadah seseorang.
Sejumlah ulama di Indonesia menekankan pentingnya menjaga hati agar terhindar dari prasangka buruk. KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), misalnya, pernah menegaskan bahwa hati yang dipenuhi prasangka akan sulit menerima kebenaran dan kasih sayang. Sementara itu, KH. Quraish Shihab menyebut bahwa berbaik sangka adalah salah satu kunci keharmonisan sosial, karena Allah SWT sendiri melarang hambanya berburuk sangka tanpa dasar yang jelas (QS. Al-Hujurat: 12).
Lantas, bagaimana cara menghilangkan pikiran negatif terhadap orang lain? Berikut tujuh langkah yang bisa dilakukan menurut pandangan Islam:
1. Perbanyak Dzikir dan Istighfar
Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang dan terbebas dari pikiran kotor. Dzikir dan istighfar membantu menyucikan hati agar tidak mudah menaruh curiga pada orang lain.
2. Berhusnuzhan (Berbaik Sangka)
Islam mengajarkan untuk mendahulukan husnuzhan, terutama terhadap sesama muslim. Mengira yang baik lebih utama daripada membiarkan pikiran dikuasai oleh hal buruk.
3. Menghindari Ghibah dan Fitnah
Sering kali pikiran negatif timbul karena kebiasaan membicarakan aib orang lain. Dengan menghindari ghibah, hati akan lebih bersih dari prasangka.
4. Menanamkan Empati dan Kasih Sayang
Ulama menekankan pentingnya menempatkan diri pada posisi orang lain. Dengan berempati, seseorang akan lebih memahami keadaan saudaranya tanpa buru-buru menghakimi.
5. Menjaga Lingkungan Pertemanan
Lingkungan yang buruk bisa menumbuhkan pikiran negatif. Islam menganjurkan untuk bergaul dengan orang-orang saleh agar hati lebih terjaga dari prasangka.
6. Menyibukkan Diri dengan Amal Saleh
Alih-alih fokus pada keburukan orang lain, menyibukkan diri dengan ibadah dan amal sosial akan membuat hati lebih tenang dan positif.
7. Berdoa Memohon Hati yang Bersih
Rasulullah SAW mengajarkan doa agar hati dijauhkan dari penyakit hasad, dengki, dan prasangka buruk. Doa menjadi benteng utama dalam menjaga pikiran tetap jernih.
Akibat dari Pikiran Negatif pada Orang Lain
Menurut ulama, berpikiran negatif terhadap orang lain memiliki beberapa dampak serius:
- Merusak Silaturahmi – Prasangka buruk dapat memutus hubungan persaudaraan.
- Mengotori Hati – Su’uzhan membuat hati gelap sehingga sulit menerima kebaikan.
- Mengundang Dosa – Allah melarang umat-Nya berburuk sangka karena sebagian prasangka adalah dosa (QS. Al-Hujurat: 12).
- Menimbulkan Kecurigaan Sosial – Masyarakat bisa menjadi tidak harmonis jika dipenuhi rasa saling curiga.
- Menghambat Rezeki dan Keberkahan – Hati yang kotor sering kali menutup pintu rezeki dan keberkahan hidup.
KH. Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) juga mengingatkan bahwa orang yang terus-menerus berpikir negatif akan sulit berkembang, baik secara spiritual maupun sosial. “Hati yang gelap tak akan pernah merasa cukup, selalu melihat kekurangan orang lain, padahal dirinya sendiri penuh kekurangan,” tegasnya.
Dengan demikian, menghilangkan pikiran negatif pada orang lain bukan hanya soal menjaga hubungan sosial, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah. Islam menekankan pentingnya menjaga hati agar tetap bersih, sebab hati yang bersih akan melahirkan ucapan dan perbuatan yang baik.
***