Foto, Bupati Jepara, Witiarso Utomo menjelaskan tentang sosialisasi Pameran Seni Ukir Tatah 2026. |
Queensha.id - Jepara,
Kabupaten Jepara kembali meneguhkan diri sebagai pusat seni ukir dan mebel dunia. Kamis pagi (4/9/2025), Bupati Jepara Witiarso Utomo atau yang akrab disapa Mas Wiwit menghadiri sosialisasi Pameran Seni Ukir TATAH 2026, IFEX (Indonesia International Furniture Expo) 2026, dan Index Dubai 2026 di Gedung Shima, Komplek Setda Jepara.
Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB itu dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Zamroni Lestiaza (Kepala Disperindag), Samiaji (Kepala Diskopukmnakertrans), Florentina Budi Kurniawati (Kepala BPKAD), Maskur Zaenuri (Sekjen DPP HIMKI), Hidayat Hendra Sasmita (Ketua DPD HIMKI Jepara Raya), Andang Wahyu Triyanto (Ketua Kadin), serta perwakilan dari 12 organisasi pelaku usaha seperti APKJ dan ASEPHI.
Langkah Strategis Menuju Pasar Dunia
Zamroni Lestiaza selaku Ketua Penyelenggara menegaskan, kegiatan sosialisasi ini menjadi pintu masuk ke pasar internasional bagi pengusaha mebel dan ukir Jepara.
“Pemkab Jepara nantinya akan melakukan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan. Peserta yang mendaftar dan difasilitasi akan melalui kurasi oleh kurator nasional, sehingga kualitas dan skala produksi benar-benar siap untuk pangsa ekspor,” jelas Zamroni.
Tercatat, enam perusahaan asal Jepara akan tampil di Index Dubai 2026 pada 2–4 Juni 2026 di World Trade Center Dubai. Sementara itu, 20 perusahaan akan berpartisipasi di Paviliun Jepara pada IFEX 2026 di ICE BSD City pada 5–8 Maret 2026.
Dukungan Pemkab Jepara di Tengah Efisiensi Fiskal
Dalam sambutannya, Mas Wiwit menegaskan bahwa dukungan Pemkab Jepara untuk memfasilitasi pameran internasional adalah ikhtiar besar demi mengembalikan kejayaan mebel Jepara.
“Di tengah kebijakan efisiensi fiskal, kami tetap berkomitmen memajukan produk ukir dan mebel agar lebih dikenal di pasar dunia. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga warisan budaya. Dengan TATAH, kami ingin menyatukan pengusaha, organisasi, dan pemerintah dalam satu langkah yang selaras,” ungkapnya.
Mas Wiwit juga menyoroti makna tema TATAH, yang merupakan singkatan dari Harta, Tahta, dan Pusaka. “Ukiran Jepara bukan sekadar produk, melainkan pusaka budaya. Nilainya bisa dihargai mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 miliar, tergantung bahan dan kualitas seni yang dihasilkan,” tegasnya.
HIMKI Jepara Raya Apresiasi Pemkab
Ketua DPD HIMKI Jepara Raya, Hidayat Hendra Sasmita, turut memberikan apresiasi kepada Pemkab Jepara atas dukungan penuh yang diberikan. Ia mengungkapkan bahwa pameran TATAH akan digelar pada April 2026 dengan melibatkan para pengrajin, pengusaha, hingga seniman ukir.
“Tujuan kami jelas: meng-glory-kan kembali seni ukir Jepara agar berjaya, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di panggung dunia,” pungkas Hendra.
Dengan dukungan pemerintah daerah, organisasi pengusaha, dan para pelaku industri, Jepara optimistis bahwa TATAH 2026, IFEX 2026, dan Index Dubai 2026 akan menjadi tonggak baru dalam mengukuhkan Jepara sebagai Kota Ukir Dunia.
***