Notification

×

Iklan

Iklan

Matur Nuwun atau Matur Suwun? Ini Penjelasan yang Perlu Diketahui Warga Jawa Tengah dan Jawa Timur

Sabtu, 12 Juli 2025 | 15.17 WIB Last Updated 2025-07-12T08:20:44Z

Foto, ilustrasi ucapan terima kasih bahasa Jawa.

Queensha.id - Edukasi Sosial,

Banyak dari kita mungkin mengucapkan “matur suwun” sebagai bentuk terima kasih dalam bahasa Jawa, tanpa menyadari bahwa ungkapan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya tepat secara tata bahasa. Padahal, pemilihan kosakata dalam bahasa Jawa sangat bergantung pada konteks sosial dan tingkat kesopanan, Sabtu (12/7/2025).

Sebagai bahasa dengan sistem tingkatan (unggah-ungguh basa), bahasa Jawa mengenal tiga level utama: Ngoko (kasar atau akrab), Krama (halus/sedang), dan Krama Inggil (sangat halus). Ungkapan "terima kasih" dalam bahasa Jawa pun memiliki perbedaan tergantung pada siapa yang diajak bicara dan bagaimana hubungan sosial di antara keduanya.


Matur Nuwun: Pilihan Formal dan Penuh Tata Krama

Ungkapan “matur nuwun” adalah bentuk yang paling tepat dan sopan untuk menyatakan terima kasih dalam bahasa Jawa. Frasa ini berasal dari kata “matur” (mengucapkan) dan “nuwun” (permohonan/terima kasih), dan merupakan bentuk Krama Inggil, yaitu bahasa Jawa halus yang biasa digunakan untuk berbicara kepada orang yang lebih tua, tokoh masyarakat, atau dalam situasi resmi.

Tak heran jika “matur nuwun” banyak dijumpai dalam pidato, sambutan resmi, hingga tulisan formal di institusi pemerintah maupun pendidikan.


Matur Suwun: Akrab tapi Kurang Tepat Secara Formal

Sementara itu, “matur suwun” adalah bentuk yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya di wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah bagian timur. Meski umum digunakan sebagai padanan dari “terima kasih”, kata “suwun” dalam bahasa Jawa aslinya justru bermakna “meminta” atau “permintaan”.

Dalam struktur bahasa, "suwun" sebenarnya lebih cocok digunakan dalam konteks permohonan atau meminta tolong, bukan menyampaikan terima kasih. Oleh karena itu, penggunaan “matur suwun” lebih bersifat non-formal atau ngoko alus (kasar namun sopan), dan sebaiknya hanya dipakai ketika berbicara dengan orang sebaya atau lebih muda.


Kenapa Ini Penting?

Memahami perbedaan ini penting, bukan semata-mata karena soal tata bahasa, tetapi juga menyangkut etika komunikasi dan penghormatan terhadap lawan bicara. Dalam budaya Jawa, penggunaan bahasa yang tidak sesuai bisa dianggap tidak sopan, bahkan menyinggung, terutama saat berhadapan dengan orang yang lebih tua atau dihormati.

Jadi, bagi warga Jawa Tengah, Jawa Timur, dan siapa pun yang tinggal atau berinteraksi dengan masyarakat Jawa, memahami perbedaan antara “matur nuwun” dan “matur suwun” adalah bentuk penghargaan terhadap budaya dan kearifan lokal. Jika Anda ingin mengucapkan terima kasih dengan penuh hormat dan tata krama, maka “matur nuwun” adalah pilihan paling tepat.

Namun jika berada dalam suasana santai atau berbicara dengan teman dekat, “matur suwun” pun tidak menjadi masalah dan asal paham konteks dan siapa yang diajak bicara. Maka, matur nuwun atas perhatian panjenengan sekalian.

***

Sumber: BS.

Tanggal: 12 Juli 2025

×
Berita Terbaru Update