Notification

×

Iklan

Iklan

Istighfar, Obat Nyinyir yang Bisa Jadi Gejala Gangguan Mental

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08.29 WIB Last Updated 2025-09-07T02:41:03Z


Queensha.id - Edukasi Sosial,


Fenomena “nyinyir” di era media sosial kerap dianggap hal lumrah. Namun di balik itu, sifat suka berkomentar negatif ternyata dapat mengarah pada persoalan serius: indikasi gangguan kesehatan mental.


Menurut dr Citra Fitri Agustina, Sp.KJ, dokter spesialis kesehatan jiwa RSU Yarsi sekaligus anggota Lembaga Kesehatan PBNU, nyinyir yang berlebihan bukan sekadar kebiasaan buruk, melainkan salah satu gejala gangguan kepribadian (personality disorder).


“Perbanyak istighfar, jangan dibiarkan berlarut-larut karena iri akan mengganggu kejiwaan seseorang,” ujarnya.



Nyinyir Ganggu Ketenangan Diri


Iri hati dan komentar negatif, jelas dr Civi, justru merusak kehidupan diri sendiri. Seseorang yang iri akan lebih sibuk mengurusi urusan orang lain, padahal masih banyak hal dalam hidupnya yang harus dibenahi.


“Mereka yang memiliki sifat ini cenderung mudah stres karena merasa tersaingi dan mudah dikalahkan,” katanya.


Selain itu, orang yang gemar nyinyir biasanya diliputi prasangka buruk, sulit tenang, mudah gelisah, dan cenderung arogan. Akibatnya, hubungan sosial mereka pun sering terganggu karena dianggap tidak ramah.



Bahaya Rasa Benci yang Tak Beralasan


Ketika iri sudah mendominasi, rasa benci besar bisa muncul terhadap orang lain, meski orang tersebut tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. “Itu sering terjadi, mereka gelisah melihat kebahagiaan orang lain,” imbuh dr Civi.



Solusi: Husnudzan dan Aktivitas Positif


Meski iri hati merupakan sifat manusiawi, namun menurut dr Civi, setiap orang perlu melatih diri agar terbiasa berpikir positif. Caranya dengan husnudzan (berbaik sangka), memperbanyak istighfar, serta mengikuti kegiatan yang bermanfaat.


“Biasakan diri untuk tidak mengomentari kehidupan orang lain. Fokuslah memperbaiki diri,” pesannya.


Sejalan dengan itu, ulama besar Imam an-Nawawi juga menegaskan bahwa cara menghilangkan iri adalah dengan menyadari karunia Allah yang dibagikan sesuai hikmah-Nya. Dalam kitab at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur`ân, beliau menulis, “Seorang hamba tidak sepatutnya membenci apa yang telah Allah kehendaki.”


Dengan demikian, istighfar bukan hanya amalan spiritual, melainkan juga obat hati yang efektif mencegah penyakit mental akibat iri dan nyinyir berlebihan.


***