Notification

×

Iklan

Iklan

Nasi Kropohan Demak: Warisan Kuliner Sultan dan Rakyat

Jumat, 15 Agustus 2025 | 09.50 WIB Last Updated 2025-08-15T02:51:07Z

Foto, nasi Kropohan Demak.


Queensha.id - Demak,


Nasi Kropohan, atau sego kropohan dalam bahasa Jawa, adalah kuliner legendaris khas Kabupaten Demak yang sarat makna dan sejarah. Istilah “kropohan” berarti campuran yang sesuai dengan cara penyajiannya yang merupakan perpaduan antara nasi dan sup daging kerbau serta bahan lain seperti labu putih atau nangka muda.



Asal Usul dan Nilai Budaya


Pertama dikenal pada masa Kesultanan Demak, nasi ini disukai para Sultan dan merupakan simbol keterbukaan dan toleransi antar umat beragama. Penggunaan daging kerbau dipilih karena saat itu masyarakat Demak dan Kudus menghindari konsumsi daging sapi demi menghormati pandangan Hindu. Bagi masyarakat biasa, bahan dari kulit kerbau dicampur sayur agar hidangan ini bisa dinikmati bersama.



Karakteristik dan Penyajian


Nasi Kropohan disajikan dengan sederhana: sepiring nasi putih dan semangkuk kuah bening berisi potongan daging kerbau dan labu putih, sering dilengkapi dengan cabai utuh untuk menambah rasa pedas sesuai selera. Menurut Erlina Yunita, penjual di Warung Seger Waras (Jalan Bhayangkara Baru, Demak), bumbu utamanya adalah bawang, ketumbar, dan kemiri "sitik ora reko-reko", atau seadanya saja.


Menurut detikFood, tekstur daging kerbau serta labu terasa empuk, kuahnya gurih namun ringan yang lebih mirip sup bening dengan aroma bawang putih dan kemiri yang khas.


Harga seporsi nasi kropohan cukup bersahabat, berkisar di angka Rp 15.000, dan biasanya hanya tersedia pagi hingga menjelang siang karena antil langka.


Makna Sosial dan Pelestarian Kuliner


Nasi Kropohan bukan sekadar makanan—ia menjadi simbol harmoni antarumat beragama dan warisan budaya yang merangkul rakyat biasa. Meskipun demikian, kuliner ini kini langka dan hanya bisa ditemukan di sedikit warung, seperti Warung Seger Waras dan Pondok Ikan Demung—upaya pelestarian agar generasi mendatang tidak kehilangan jejak cita rasa tradisi.



Resep Nasi Kropokhan Khas Demak


Berikut resep autentik berdasarkan panduan dari IDN Times untuk mencoba membuat nasi kropokhan di rumah:


Bahan-Bahan


  • 350 g daging kerbau (rebus hingga empuk)
  • ½ potong labu putih, dipotong sesuai selera
  • 300 ml santan kelapa
  • 5 buah cabe rawit (utuh)
  • 1 lembar daun salam, 3 lembar daun jeruk, dan 1 ruas lengkuas
  • ½ ikat daun kedondong, secukupnya asam jawa, garam secukupnya



Bumbu halus:


  • 2 sdm ketumbar, 8 butir kemiri, 5 butir bawang merah, 2 siung bawang putih, sejumput lada, dan sejumput jinten



Cara Membuat


  1. Haluskan bumbu: Sangrai ketumbar dan jinten, goreng kemiri lalu uleg bersama bawang dan lada.
  2. Rebus daging kerbau hingga empuk, kemudian potong-potong. Gunakan air rebusan sebagai dasar kuah.
  3. Masukkan labu putih ke dalam kuah, tambahkan bumbu halus, santan, daun salam, daun jeruk, lengkuas, daun kedondong, garam, dan asam jawa.
  4. Tambahkan cabe rawit utuh, masak dengan api sedang selama 30 menit hingga bumbu menyatu dan kuah mendidih.
  5. Sajikan: Letakkan nasi putih di piring, siram dengan kuah kropokhan. Nikmati selagi hangat.



Ringkasannya 

Aspek Rangkuman
Sejarah & Budaya Hidangan Sultan Demak, simbol toleransi dan kropohan bagi rakyat biasa
Rasa & Penampilan Kuah bening, gurih, ringan, daging empuk + sayuran segar
Ciri khas Daging kerbau, labu putih, bumbu sederhana, disajikan dengan nasi hangat
Harga & Akses ± Rp 15.000, tersedia di warung tradisional pagi hari
Penyajian Nasi + sup kropohan, cabe rawit sesuai selera
Pelestarian Masih langka, jadi perlu terus diangkat sebagai ikon kuliner Demak



Nasi Kropohan Demak bukan hanya soal rasa enak tapi menyimpan nilai sejarah, toleransi budaya, dan kebersamaan. 


***

×
Berita Terbaru Update