Notification

×

Iklan

Iklan

Perayaan HUT RI di PT HWI Jepara Ricuh, Musik Bentrok dengan Adzan Magrib

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 16.33 WIB Last Updated 2025-08-23T09:45:00Z

Foto, sedang menonton acara musik dangdut oleh karyawan PT HWI Jepara, (ilustrasi)

Queensha.id - Jepara,


Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di PT Hwa Seung Indonesia (HWI) Jepara yang semula berlangsung meriah, justru berakhir menuai sorotan. Acara yang digelar pada Jumat sore (22/8/2025) di halaman pabrik Desa Banyuputih, Kecamatan Kalinyamatan, dinilai tidak menghormati waktu ibadah bagi karyawan Muslim.


Ribuan karyawan bersama pimpinan perusahaan Kim Kwang Hyun, ketua panitia Guntur S, serta jajaran staf hadir memeriahkan acara dengan hiburan musik dan pembagian door prize. Namun, ketika adzan Magrib berkumandang sekitar pukul 18.00 WIB, dentuman musik dari panggung tetap berlanjut. Sejumlah karyawan terlihat berjoget mengikuti irama, sementara tidak ada jeda untuk memberi kesempatan menunaikan sholat.


Situasi semakin memanas ketika terjadi kericuhan kecil antar penonton. Dalam rekaman video yang diterima redaksi, bahkan terdengar komentar dari tiga karyawan di depan panggung yang dinilai tidak pantas:


"Masih proses, ojo kakean protes. Ora donatur, ojo kakean ngatur" (Masih proses, jangan terlalu banyak protes. Bukan donatur, jangan banyak atur).



Tokoh Masyarakat Prihatin


Seorang tokoh masyarakat Desa Banyuputih berinisial MP menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai perusahaan kurang peka terhadap nilai religius yang hidup di lingkungan sekitar.


“Kenapa acara digelar hingga malam hari dan tidak dihentikan saat adzan Magrib berkumandang? Seharusnya ada jeda untuk menghormati karyawan yang ingin sholat. Apalagi sampai terjadi keributan, ini sangat disayangkan,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).


Menurut MP, perayaan HUT RI seharusnya menjadi momentum sakral untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Tuhan, bukan sekadar pesta hiburan. Ia mengingatkan agar perusahaan tidak mengabaikan norma budaya dan tradisi masyarakat Indonesia, termasuk penghormatan terhadap waktu ibadah.



Potensi Audiensi dengan MUI Jepara


Sebagai bentuk kepedulian, MP berencana melakukan audiensi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jepara. Langkah ini diambil agar ada pembahasan lebih serius terkait etika pelaksanaan acara perusahaan yang melibatkan ribuan karyawan.


“Beberapa tahun lalu juga sempat terjadi kasus karyawan perempuan dari pabrik di Jepara yang kedapatan minum minuman keras saat bulan Ramadhan. Ini menjadi catatan penting agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah MP.



Pentingnya Edukasi dan Sensitivitas Sosial


MP juga mengimbau agar tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar perusahaan ikut turun tangan memberikan edukasi kepada para karyawan. Menurutnya, budaya kerja modern tetap harus berjalan beriringan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan.


“Jangan sampai perayaan tahunan seperti ini justru mencoreng makna kemerdekaan yang kita rayakan,” tegasnya.


Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen PT HWI Jepara belum memberikan keterangan resmi terkait kritik masyarakat atas jalannya acara.


***

Sumber: Sus.

×
Berita Terbaru Update