Foto, Prof. Dr. Mohammad Nuh. |
Queensha.id - Surabaya,
Di tengah derasnya arus perubahan zaman, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Mohammad Nuh, menegaskan bahwa ada tiga keterampilan utama yang wajib dikuasai setiap individu, khususnya generasi muda. Pesan itu ia sampaikan dalam gelaran LPS Finansial Festival 2025 di Surabaya, Rabu (6/8).
"Dalam kehidupan, ada yang disebut life skills. Ada tiga keterampilan minimum yang harus dikuasai agar bisa bertahan dan berkembang di era ini," tegas Prof. Nuh di hadapan ratusan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, hingga profesional muda.
1. Kemampuan Digital: Masa Depan adalah Digital
Menurut Prof. Nuh, keterampilan pertama yang tak bisa ditawar adalah kemampuan digital. Transformasi besar-besaran di segala lini kehidupan kini berbasis teknologi. Dunia sudah memasuki era masyarakat digital, dan mereka yang tidak mampu beradaptasi akan tertinggal.
"Sekarang eranya digital. Mau tidak mau, masa depan adalah digital. Jadi siapa pun harus menguasai dunia digital untuk bisa mengaktualisasi diri," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa digitalisasi bukan hanya soal teknologi tinggi, tetapi juga menyangkut cara berpikir, bekerja, dan berkomunikasi di era modern.
2. Kemampuan Berjejaring: Hidup Tidak Sendirian
Skill kedua yang dianggap tak kalah penting adalah kemampuan membangun jejaring sosial (networking). Menurutnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kesuksesan kerap kali ditentukan bukan hanya oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh siapa kita mengenal dan dengan siapa kita bekerja sama.
"Hidup tidak sendirian. Kita harus membangun koneksi, jejaring sosial, karena di sanalah kekuatan kolektif terbentuk," ujar Prof. Nuh.
Ia menyarankan generasi muda untuk aktif dalam komunitas, organisasi, dan forum-forum kolaboratif untuk mengasah keterampilan ini.
3. Kemampuan Mengelola Keuangan: Duit Bukan Tujuan, Tapi...
Yang ketiga, dan sering kali dilupakan oleh anak muda, adalah kemampuan mengelola keuangan. Prof. Nuh mengingatkan bahwa meski uang bukan segalanya, tanpa uang segalanya bisa jadi tak berjalan.
"Tidak ada hidup yang tidak butuh uang. Meskipun uang bukan tujuan utama, tapi kalau tidak ada uang, tujuan hidup pun bisa gagal dicapai," katanya.
Ia menyebut pengelolaan keuangan sebagai keniscayaan. Bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga sebagai fondasi dalam membangun kemandirian dan masa depan yang berkelanjutan.
Lebih dari Sekadar Jadi Pemimpin
Menutup pemaparannya, Prof. Nuh mengajak mahasiswa dan anak muda untuk tidak hanya mengejar kemampuan kepemimpinan (leadership), tetapi juga belajar menjadi pengikut yang cerdas (followership).
"Leadership itu penting, tapi hanya 20 persen. Yang jauh lebih besar adalah kemampuan membangun dan memahami followers. Maka, ikut organisasi, belajar manajemen, dan pahami keuangan karena itu bagian dari hidup," pesannya.
Prof. Nuh menegaskan bahwa semua ilmu bisa dipelajari selama ada kemauan. Dan ketiga keterampilan ini di era digital, jejaring, dan finansial yang menjadi kunci untuk tetap relevan di era yang terus berubah.
***
Sumber: CNBC.
Queensha Jepara
07 Agustus 2025