Foto, tangkap layar dari unggahan netizen di media sosial. |
Queensha.id - Opini Publik,
Sebuah unggahan di media sosial tengah ramai diperbincangkan publik. Unggahan itu menyoroti ironi sebutan yang melekat pada praktik pengambilan uang berdasarkan posisi sosial seseorang.
Unggahan tersebut berbunyi:
"Orang miskin ngambil duit orang kaya sebutannya Perampok, orang kaya ngambil duit orang miskin sebutannya bisnis, kalau pejabat ngambil duit rakyat disebut koruptor tapi kalau pemerintah ngambil duit rakyat namanya kebijakan."
Tulisan ini kemudian menuai beragam komentar warganet yang merasa sindiran tersebut mencerminkan realitas ketidakadilan di masyarakat.
Suara Rakyat
Salah satu warga Jepara, Sutrisno (41), menyebut unggahan itu sangat tepat dengan kondisi saat ini.
“Kalau rakyat kecil yang salah, langsung ditangkap, langsung dihukum. Tapi kalau yang punya jabatan, kadang bisa lolos dengan alasan aturan atau kebijakan. Rasanya tidak adil, hukum seperti tebang pilih,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).
Hal senada disampaikan Rini (29), seorang pedagang. Ia menilai sindiran itu adalah potret nyata yang kerap dirasakan rakyat kecil.
“Kami ini sering jadi korban kebijakan. Harga naik, pajak naik, tapi nasib pedagang kecil enggak pernah diperhatikan. Jadi wajar kalau rakyat merasa hanya dimanfaatkan,” katanya.
Analisis Pengamat Sosial
Menanggapi fenomena tersebut, Dr. Andi Prasetyo, pengamat sosial dari Universitas Diponegoro, menilai viralnya unggahan itu menunjukkan adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap keadilan sosial dan politik.
“Unggahan semacam ini adalah bentuk public sentiment. Rakyat merasa ada standar ganda dalam hukum dan kebijakan. Ketika rakyat kecil salah, sanksi keras langsung dijatuhkan. Namun, ketika elite politik atau kelompok berkuasa yang melakukan pelanggaran, narasinya bisa dilunakkan dengan istilah kebijakan atau kepentingan negara,” jelas Andi.
Ia menambahkan, pemerintah perlu lebih peka terhadap aspirasi semacam ini. “Sindiran publik harus dibaca sebagai peringatan. Jika dibiarkan, jurang ketidakpercayaan rakyat terhadap negara akan semakin lebar,” tegasnya.
Refleksi Ketidakadilan
Unggahan viral ini pada akhirnya bukan sekadar sindiran, tetapi juga refleksi tentang bagaimana masyarakat memandang relasi antara kekuasaan, hukum, dan kesejahteraan.
Bagi rakyat kecil, keadilan bukan hanya soal aturan tertulis, melainkan bagaimana aturan itu ditegakkan tanpa pandang bulu.
***
Sumber: medsos.