Foto, kemesraan suami istri. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Banyak suami menilai bahwa peran utamanya dalam rumah tangga adalah menyediakan harta dan materi: gaji mumpuni, rumah nyaman, pendidikan yang baik, kendaraan yang layak. Tapi, di balik itu semua, ulama dan pakar Islam menegaskan bahwa sesungguhnya ada “rezeki” yang lebih mulia, yaitu kebahagiaan istri. Bukan sebagai pelengkap belaka, melainkan sebagai sumber ketenangan, doa, dan keberkahan.
Mengubah Paradigma: Rezeki Tidak Hanya Materi
Menurut sejumlah pembahasan dalam literatur Islam di Indonesia, konsep rezeki bukan hanya sebatas harta benda. Ia meliputi kesehatan, kasih sayang, kesempatan, ilmu, dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Misalnya, dalam kajian “Arti dan Tingkatan Rezeki” disebutkan bahwa rezeki lahiriah (seperti makanan dan pakaian) dan juga batiniah (kedamaian hati, kasih sayang, keluarga yang harmonis) sama-sama bagian dari pemberian Allah yang harus disyukuri.
Pandangan Ulama Besar tentang Kebahagiaan Istri
Beberapa ulama klasik dan kontemporer pernah menekankan pentingnya memperhatikan kebahagiaan istri sebagai bagian dari hak dan kehormatan dalam rumah tangga:
- Imam Al-Ghazali dalam Ihya‘ Ulum al-Din menekankan bahwa suami wajib memperlakukan istri dengan kelembutan, menghormati pendapatnya, dan menjaga perasaannya agar tidak merasa rendah diri atau diabaikan.
- Imam An-Nawawi dalam kitab Minhaj al-Talibin menegaskan bahwa hak istri mencakup aspek fisik, emosional, dan spiritual. Suami yang baik adalah yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan istri secara menyeluruh.
- Ulama kontemporer di Indonesia juga sering mengingatkan bahwa kebahagiaan istri bukan hanya “ekstra” dalam pernikahan, melainkan bagian dari fondasi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah — ketenangan dan kasih sayang yang diridhai Allah.
Hadis dan Prinsip Syariah yang Mendukung
Ada beberapa dalil yang memperkuat pentingnya akhlak baik suami terhadap istri:
- Hadis riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah menyatakan bahwa orang yang paling sempurna imannya di antara kaum mukminin adalah yang memiliki akhlak terbaik, termasuk terhadap istrinya.
- Dalam fikih munakahat, para ulama sepakat bahwa nafkah (pangan, pakaian, tempat tinggal) adalah kewajiban suami. Namun kebahagiaan juga mencakup muatan batin: rasa dihargai, didengar, dicintai, dan suasana rumah yang hangat.
Kenapa Kebahagiaan Istri Adalah Rezeki yang Terindah
-
Doa yang Ikhlas
Istri yang bahagia cenderung mendoakan suami dan keluarganya. Doa yang keluar dari hati yang tulus memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. -
Suasana Rumah yang Harmonis
Rumah menjadi tempat kembali yang menenangkan, bukan penuh konflik. Suami pun bisa bekerja dengan tenang, keluarga lebih produktif dan bahagia. -
Keteladanan dan Akhlak
Suami yang memperhatikan kebahagiaan istrinya umumnya menunjukkan akhlak yang baik, yang juga menjadi bagian dari iman. -
Keberkahan yang Tidak Terlihat
Uang dan harta bisa cepat habis/hilang, namun kasih sayang, ketenangan batin, dan hubungan yang baik mendatangkan berkah yang tahan lama — baik di dunia maupun di akhirat.
Jadi, rezeki sejati tak selalu diukur dari tebalnya dompet atau panjangnya daftar aset. Kebahagiaan seorang istri, yang diperoleh lewat keikhlasan, perhatian, kasih sayang, dan rasa dihargai, adalah salah satu bentuk rezeki terindah yang Allah berikan.
Suami yang bijak adalah yang menyadari bahwa memenuhi hak materi saja tidaklah cukup; ia juga harus memprioritaskan kebahagiaan batin istrinya. Karena di situlah rumah tangga menjadi sakinah — rumah yang menjadi ladang pahala, tempat bertumbuhnya kasih, dan sumber keberkahan abadi.
***