| Foto, tangkap layar dari unggahan video yang tayang di kanal YouTube resminya, KANG DEDI MULYADI CHANNEL. |
Queensha.id - Jakarta,
Air minum dalam kemasan merek Aqua tengah menjadi sorotan publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu pabrik perusahaan tersebut.
Dalam video yang tayang di kanal YouTube resminya, KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Dedi mengungkapkan temuan mengejutkan bahwa air mineral Aqua ternyata berasal dari sumur bor dalam (air bawah tanah), bukan dari mata air permukaan sebagaimana citra yang selama ini melekat dalam iklan-iklan produk tersebut.
“Saya kira itu air permukaan, air sungai, atau air dari mata air. Ternyata bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam, berarti airnya dibor,” ujar Dedi dalam video sidak yang tayang pada Selasa (21/10).
Sorotan Publik dan Kekhawatiran Ekologis
Dalam tayangan itu, Dedi Mulyadi juga menyoroti potensi dampak ekologis dari pengambilan air tanah dalam skala besar, terutama di wilayah pegunungan.
“Air gunung enggak ambil bawah tanah, apa enggak geser tanahnya? Jika di pegunungan, geser tanah itu berisiko. Ini harus diperhitungkan,” tegasnya.
Pernyataan tersebut sontak memicu perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet menilai bahwa praktik tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan dan menuntut transparansi dari pihak perusahaan.
Beberapa komentar bahkan menyebut bahwa publik selama ini telah “dibohongi” oleh citra iklan yang menggambarkan Aqua berasal langsung dari sumber mata air alami di pegunungan.
Klarifikasi dari Pihak Danone Indonesia
Menanggapi kehebohan yang terjadi, PT Danone Indonesia selaku produsen Aqua langsung memberikan klarifikasi resmi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Rabu (22/10), pihak perusahaan membantah keras tudingan pembohongan publik dan menegaskan bahwa sumber air Aqua berasal dari akuifer, yakni lapisan batuan yang menyimpan air bawah tanah secara alami dan merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan yang terlindungi.
“Penggunaan istilah sumur bor dalam konteks industri adalah prosedur standar untuk mengakses akuifer dalam, demi mendapatkan kualitas air terbaik,” jelas pihak Danone dalam rilisnya.
Perusahaan juga menegaskan bahwa pengambilan air dilakukan berdasarkan studi ilmiah mendalam yang melibatkan universitas terkemuka. Hasil studi tersebut memastikan bahwa operasional pabrik tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat sekitar dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan.
Publik Menanti Transparansi Lebih Lanjut
Meski klarifikasi sudah disampaikan, sebagian masyarakat masih meminta audit independen terkait sumber air dan dampak ekologisnya di daerah sekitar pabrik.
Warganet juga mendorong agar perusahaan lebih terbuka soal proses produksi dan sumber daya air yang digunakan, guna menjaga kepercayaan konsumen terhadap salah satu merek air minum paling populer di Indonesia tersebut.
Kontroversi ini menjadi pengingat penting bahwa transparansi dan akuntabilitas lingkungan kini menjadi tuntutan utama publik di era digital.
***
Penulis: Tim Redaksi Queensha Jepara.
Sumber: YouTube Kang Dedi Mulyadi. Channel, CNN Indonesia, Antara.
Tanggal: 22 Oktober 2025.