Notification

×

Iklan

Iklan

Kericuhan Rapat BPD Dongos Jepara Berujung Pemukulan, Anggota Lapor Polisi

Kamis, 27 November 2025 | 20.44 WIB Last Updated 2025-11-27T13:46:14Z

Foto, kantor Petinggi Desa Dongos, BPD Desa Dongos dan LKMD.

Queensha.id – Jepara,


Rapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dongos, Kecamatan Kedung, Jepara, pada Senin malam sekitar pukul 22.00 WIB mendadak ricuh setelah terjadi ketegangan antara F, salah satu anggota BPD, dan Ketua BPD, A.M.


Kericuhan bermula ketika F merasa dimaki, ditekan, dan diperlakukan tidak adil selama rapat berlangsung. Dalam kondisi emosi, F berdiri sambil mengangkat kursi. Gerakan itu langsung memicu reaksi spontan dari Ketua BPD, A.M, yang diduga memukul bagian belakang kepala F hingga menyebabkan luka lebam.


Para anggota BPD lain segera melerai agar situasi tidak semakin memburuk.



F Berikan Pernyataan: Saya Membela Diri, Bukan Menyerang

Usai kejadian, F memberikan keterangan bahwa ia tidak berniat melakukan tindakan agresif. Ia menegaskan bahwa pengangkatan kursi dilakukan karena merasa terdesak akibat tekanan verbal dalam rapat.


“Saya mengangkat kursi itu bukan untuk menyerang. Saya hanya membela diri karena merasa terancam. Bukan saya yang memulai ajakan adu fisik,” ujar F menjelaskan kepada Queensha.id.


Tidak terima dipukul, F langsung membuat laporan resmi ke pihak kepolisian. Ia juga telah menjalani visum untuk memperkuat dugaan tindak penganiayaan tersebut.



Respons Ketua BPD A.M: Itu Hanya Salah Paham


Ketua BPD Dongos, A.M, ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat, memberikan tanggapan singkat mengenai kejadian itu.


“Saya tidak ada niat memukul. Situasi saat itu tegang dan terjadi salah paham. Saya juga siap mengikuti proses penyelesaian sesuai aturan,” ujar A.M mencoba meluruskan keadaan.



Petinggi Dongos Angkat Bicara


Petinggi Desa Dongos, Abdul Khamid, saat dihubungi Queensha.id, memberikan komentar hati-hati. Ia menilai bahwa perbedaan pendapat di internal BPD memang sering terjadi, namun ia berharap kejadian kali ini tidak melebar.


“Ya seperti itulah, di internal BPD kadang ada silang pendapat. Saya berharap masalah ini bisa cepat selesai dan tidak merugikan pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya.



Rapat Terhenti, Agenda Tertunda


Insiden tersebut membuat rapat langsung dihentikan dan seluruh agenda pembahasan pada malam itu ditunda. Balai desa yang seharusnya menjadi tempat mencari solusi untuk kepentingan masyarakat berubah menjadi arena ketegangan fisik.


Kini masyarakat Desa Dongos menunggu kelanjutan penanganan kasus ini: apakah dapat menjadi pelajaran penting dalam bermusyawarah atau justru menjadi konflik internal yang semakin dalam.


***

Wartawan: Gun Queensha Jepara.