Notification

×

Iklan

Iklan

Pacaran Berduaan: Membangun Masa Depan atau Sekadar Menuruti Nafsu? Ini Pandangan Islam dan Ulama Indonesia

Selasa, 23 Desember 2025 | 10.04 WIB Last Updated 2025-12-23T03:05:38Z
Foto, ilustrasi. Pasangan dalam masa berpacaran.


Queensha.id - Edukasi Sosial,


Fenomena pacaran di kalangan anak muda terus menjadi perbincangan. Tak sedikit pasangan yang belum menikah menghabiskan waktu berduaan, namun sering kali tanpa arah yang jelas. 


Pertanyaannya sederhana namun mendasar yaitu saat berpacaran berduaan, sebenarnya yang dibahas itu apa? Masa depan, atau hanya kesenangan sesaat?


Dalam realitas sosial hari ini, pacaran kerap diidentikkan dengan nongkrong, jalan-jalan, hingga obrolan ringan seputar teman, masa lalu, atau sekadar mengisi waktu. 


Padahal, bagi pasangan yang serius, momen berduaan seharusnya menjadi ruang untuk saling mengenal secara mendalam dan menyiapkan masa depan.


Pacaran yang Sehat: Bicara Masa Depan, Bukan Nafsu

Islam memandang hubungan laki-laki dan perempuan dengan sangat hati-hati. Bukan untuk mengekang, tetapi untuk menjaga martabat, kehormatan, dan masa depan keduanya.


Dalam nilai Islam, orang cerdas adalah mereka yang berpikir jauh ke depan, membahas visi hidup, rencana pernikahan, pekerjaan, dan kesiapan mental maupun finansial. 


Sebaliknya, menuruti nafsu tanpa pertimbangan disebut sebagai tindakan yang mendekati kebodohan, karena mengabaikan sebab dan akibat.
Islam juga dengan tegas melarang zina, bahkan melarang segala bentuk perbuatan yang mendekatinya. 


Hal ini bukan tanpa alasan, karena dampak perbuatan tersebut bukan hanya dosa, tetapi juga luka psikologis, rusaknya masa depan, dan masalah sosial yang panjang.


Pandangan Ulama Terkemuka di Indonesia

Sejumlah ulama terkemuka di Indonesia dalam berbagai kajian menegaskan bahwa pacaran bukanlah konsep yang dianjurkan dalam Islam. Namun, jika proses saling mengenal (ta’aruf) dilakukan, maka harus berada dalam koridor syariat.


Prinsip yang ditekankan para ulama antara lain:


1. Menjaga batasan fisik dan emosi.

2. Menghindari khalwat (berduaan tanpa pengawasan).

3. Mengutamakan niat menuju pernikahan.

4. Menjaga kejujuran dan keterbukaan.


Ulama juga mengingatkan bahwa nafsu selalu datang lebih cepat daripada akal dan iman, sehingga tanpa kontrol, hubungan yang awalnya diniatkan baik bisa tergelincir pada perbuatan dosa.


Hal Penting yang Perlu Dibahas Saat Berpacaran

Bagi pasangan yang merasa yakin dan serius, berikut hal-hal penting yang seharusnya menjadi topik pembicaraan:


1. Masa Depan dan Tujuan Hidup

Apakah hubungan ini diarahkan menuju pernikahan atau hanya sekadar mengisi waktu?


2. Pekerjaan dan Tanggung Jawab

Bagaimana visi masing-masing tentang kerja, peran suami-istri, dan tanggung jawab keluarga.


3. Keuangan dan Gaya Hidup

Keterbukaan soal keuangan penting sejak awal agar tidak menjadi bom waktu setelah menikah.


4. Karakter, Kebiasaan, dan Akhlak

Sifat sehari-hari, cara marah, cara menyelesaikan masalah, hingga kebiasaan kecil akan sangat memengaruhi rumah tangga kelak.


5. Latar Belakang Keluarga

Keluarga membentuk karakter. Mengenal lingkungan keluarga pasangan membantu memahami cara berpikir dan nilai hidupnya.


Jujur dan Terbuka, Tapi Tetap Berbatas

Kejujuran adalah pondasi hubungan. Jangan ada yang ditutupi, terutama hal prinsip. Namun keterbukaan tidak berarti bebas tanpa batas. Islam mengajarkan keseimbangan antara kejujuran dan penjagaan diri.


Pasangan yang beriman akan selalu menempatkan rasa takut kepada Allah di atas segalanya. Takut akan dosa bukan tanda lemah, justru bukti kekuatan iman.


Menyiapkan Diri Menjadi Pemimpin Keluarga

Bagi laki-laki, masa pacaran atau proses mengenal seharusnya menjadi waktu untuk belajar memimpin: mengendalikan emosi, menahan nafsu, bersikap bertanggung jawab, dan berpikir dewasa. Kepemimpinan dalam rumah tangga dimulai jauh sebelum akad nikah.


Pada akhirnya, hubungan yang baik bukan yang paling romantis, tetapi yang paling terjaga. Cinta sejati bukan yang berani melanggar batas, melainkan yang sanggup menahan diri demi masa depan yang halal dan penuh keberkahan.


***
Tim Redaksi.