Queensha.id - Pati,
Di tengah gempuran tren wanita karier dan perubahan peran gender dalam rumah tangga, Annisa Febriani 22 tahun, seorang gadis cantik asal Pati, Jawa Tengah, justru mengusung prinsip klasik namun sarat makna: menjadi istri yang melayani dengan cinta, asal dimuliakan sebagaimana ratu.
“Cintailah aku, manjakan aku, jangan bentak aku, jadikan aku ratumu,” ungkap Annisa dalam sebuah perbincangan hangat tentang harapan masa depannya bersama suami kelak.
Meski belum bertemu jodohnya, Annisa sudah menata hati dan menyiapkan diri. Dengan ketulusan yang sederhana namun penuh keyakinan, ia menyatakan kesiapannya mengurus pekerjaan rumah tangga.
“Aku mau loh cuci piring dan cuci baju suamiku kelak. Untuk nyapu dan ngepel aku siap kok,” tuturnya dengan lembut. Namun, ia juga menyisipkan sebuah harapan wajar, “Tapi wajar nggak kalau aku minta baju bagus, perhiasan emas untuk penampilanku kalau ada acara?”
Annisa tak hanya bicara soal romantisme atau kebutuhan lahiriah. Ia juga menyampaikan pandangan spiritualnya dalam membangun rumah tangga. Menurutnya, peran istri bukan hanya di dapur atau di ruang tamu, tapi juga sebagai pengingat dan pendamping dalam ibadah.
“Dalam keseharian kelak, aku pasti akan selalu mengingatkan suami untuk salat lima waktu, jika dia lupa,” ucapnya pelan. Ia percaya, rejeki yang lancar bagi suami adalah anugerah untuk keluarga kecilnya. Terlebih jika ia dikaruniai anak, ia siap mengemban tugas ganda sebagai ibu dan istri. “Semua itu karena ibadah,” tambahnya.
Namun hingga kini, sosok lelaki idaman itu belum juga hadir dalam hidupnya. Meski demikian, Annisa tetap bersabar dan menaruh harapan tinggi pada takdir ilahi.
“Untuk kriteria suamiku sih nggak muluk-muluk. Yang penting laki-laki beriman dan memiliki pekerjaan tetap,” ujarnya. “Orang beriman dan berpendidikan itu kelihatan kok.”
Dengan mata yang berkaca-kaca, ia menutup pembicaraan dengan doa yang penuh harap.
“Ya Allah, aku sabar menunggu jodohku. Aku yakin Engkaulah yang ngerti apa yang aku harapkan.”
Di balik penantian panjang itu, Annisa tetap tegar. Dalam diamnya, tersimpan harapan seorang perempuan yang ingin dicintai sepenuh hati, dihargai dengan tulus, dan dijadikan ratu dalam bahtera rumah tangga yang sakinah.
0 Komentar