Breaking News

Skandal Pelecehan di SD Sabu Raijua NTT Terbongkar, Ini Modusnya

Foto, ilustrasi dan wajah pelaku.


Queensha.id - Sabu Raijua, NTT,

Sebuah kasus mengejutkan mencuat ke permukaan di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Seorang pria berinisial BEKD kini menjadi sorotan setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan murid sekolah dasar. Ironisnya, aksi bejat ini dilakukan di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak.

Modus: Pertontonkan Video Porno Lewat Ponsel

Menurut keterangan pihak kepolisian, tersangka BEKD memiliki modus yang mengerikan: Ia terlebih dahulu mempertontonkan video porno kepada korban melalui ponsel miliknya. Setelah itu, pelaku mulai melakukan tindakan pelecehan fisik, seperti memeluk, meremas bagian tubuh sensitif, hingga menyentuh kemaluan para korban.

Kapolres Sabu Raijua, AKBP Paulus, menyebut bahwa tindakan tak senonoh tersebut dilakukan secara berulang terhadap sejumlah murid.

“Tersangka BEKD menggunakan ponsel pribadinya untuk memperlihatkan konten pornografi kepada siswa. Setelah itu, dia melakukan tindakan asusila yang sangat meresahkan,” ungkap Paulus.


Terbongkar Karena Keberanian Orang Tua

Kasus ini mulai terungkap setelah salah satu orang tua korban melapor ke Polres Sabu Raijua pada Rabu, 14 Mei 2025. Laporan resmi teregistrasi dengan nomor LP/B/36/V/2025/SPKT/Polres Sabu Raijua/Polda NTT. Laporan tersebut langsung ditindaklanjuti oleh penyidik dengan penyelidikan mendalam.

Hingga 19 Mei 2025, penyidik telah meminta keterangan dari 10 anak korban dari total 24 korban yang teridentifikasi. Selain itu, tiga guru dan pelapor juga telah diperiksa untuk memperkuat bukti-bukti.

“Kami telah mengklarifikasi 10 anak dan memeriksa 3 guru serta pelapor. Proses ini penting untuk mengungkap fakta secara utuh,” jelas Paulus.


Koordinasi dengan Polda NTT

Untuk memperkuat penyelidikan, Polres Sabu Raijua bekerja sama dengan Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTT. Fokus utama adalah mengekstraksi data dari ponsel pelaku yang digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan kejahatan.

Penyelidikan forensik digital ini diharapkan bisa mengungkap lebih banyak bukti, termasuk apakah ada kemungkinan korban lain dan potensi penyebaran konten ilegal.

Harapan akan Keadilan

Kasus ini menambah panjang daftar kejahatan seksual terhadap anak di lingkungan pendidikan. Para aktivis perlindungan anak dan masyarakat luas kini mendesak agar proses hukum dijalankan secara transparan dan tegas.

"Ini bukan sekadar soal pelanggaran hukum. Ini soal kehancuran masa depan anak-anak. Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar salah satu aktivis di Sabu Raijua.


Polres Sabu Raijua mengimbau kepada masyarakat agar segera melapor jika mengetahui atau mengalami kejadian serupa. Pihak kepolisian memastikan akan menangani setiap laporan dengan serius dan mendahulukan keselamatan korban.


Catatan Redaksi: 

Nama dan identitas korban tidak dicantumkan demi melindungi privasi anak-anak. Kami juga mengimbau pembaca untuk bijak dalam menyebarkan informasi terkait kasus ini.

***

Sumber: CNN.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia