Queensha.id - Demak,
Suasana Desa Kuwu, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak berubah meriah saat gelaran Kirab Budaya Sedekah Bumi digelar dengan semarak, Sabtu (tanggal sesuai waktu pelaksanaan). Acara tahunan yang menjadi tradisi warga ini kembali menggugah rasa kebersamaan, syukur, serta pelestarian budaya lokal.
Pusat perhatian tertuju pada sound horeg yang menggelegar, mengiringi arak-arakan budaya yang memanjang di jalanan desa. Irama musik khas remix desa ini menambah semangat para peserta kirab yang mengenakan busana adat, membawa gunungan hasil bumi, serta menampilkan ragam pertunjukan seni dari warga setempat.
Rasa Syukur dan Kebersamaan
Sedekah bumi menjadi momentum penting bagi masyarakat Desa Kuwu. Tradisi ini adalah wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan berkah yang melimpah. Gunungan hasil bumi seperti padi, sayuran, dan buah-buahan diarak keliling desa, lalu diperebutkan warga sebagai simbol berkah dan harapan kemakmuran bersama.
“Ini bukan hanya acara hiburan, tapi juga bentuk gotong royong warga kami. Semua ikut urun tenaga dan pikiran, mulai dari pemuda, orang tua, sampai para ibu-ibu,” ujar Kepala Desa Kuwu dalam sambutannya.
Panggung Pesona Gadis Demak
Tak kalah menarik, kirab tahun ini juga menjadi sorotan karena banyaknya gadis-gadis cantik asli Demak yang turut berpartisipasi. Mereka tampil anggun dengan kebaya dan dandanan khas tradisional, menambah daya tarik visual dalam rangkaian arak-arakan. Keberadaan mereka memperkaya suasana budaya dan menegaskan bahwa generasi muda pun aktif dalam menjaga tradisi.
Warga dan penonton dari luar desa tampak antusias mengabadikan momen ini. “Cantik-cantik ya mbak-mbak Demak ini, seperti bunga desa yang mekar di antara arak-arakan budaya,” ujar seorang pengunjung dari Kudus.
Warisan Budaya yang Terus Dihidupkan
Kirab budaya dan sedekah bumi di Desa Kuwu menjadi bukti bahwa kearifan lokal masih hidup dan berdenyut kuat di tengah modernisasi. Perpaduan antara kesenian tradisional, iringan sound horeg yang modern, serta semangat gotong royong menjadi identitas yang patut dibanggakan.
“Ini bukan hanya tradisi, tapi identitas kami sebagai orang Jawa, sebagai warga Demak. Semoga ini terus lestari,” ucap salah satu sesepuh desa.
Tradisi sedekah bumi di Desa Kuwu bukan sekadar seremoni tahunan, tapi juga panggung kebersamaan, kekayaan budaya, dan keindahan lokalitas. Dengan antusiasme warga dan partisipasi generasi muda, kirab budaya ini layak menjadi agenda wisata budaya yang diperhitungkan di Kabupaten Demak.
***
Sumber: Muin.