Breaking News

Skandal di Sekolah Jungpasir Demak, Oknum Guru Diduga Lecehkan Murid Sendiri

Foto ilustrasi, seorang siswa (MA) dilecehkan oleh guru sekolah.

Queensha.id - Demak, 

Desa Jungpasir, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, baru-baru ini dihebohkan oleh kabar memilukan yang menyeret dunia pendidikan ke dalam sorotan publik. Seorang guru berinisial MAY (34), yang juga menjabat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswinya sendiri di sebuah sekolah (MA) swasta berbasis agama di desa tersebut.

Kasus ini mencuat setelah korban, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya), menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orang tuanya. Kabar ini pun menyebar cepat dan menjadi perbincangan hangat warga sekitar dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut informasi dugaan pelecehan tersebut terjadi pada Selasa, 22 April 2025. Saat itu, Mawar sedang mengikuti pelajaran tambahan berupa latihan menari di sekolah bersama teman-temannya. Namun, ia kemudian dibawa ke ruang laboratorium oleh sang guru, tempat kejadian dugaan pelecehan berlangsung.

"Awalnya mereka latihan menari, tapi tiba-tiba anak itu dibawa ke ruang sepi. Di situlah kejadian tidak pantas itu terjadi," ujar seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.

Kepala Sekolah, Gatot Kuswoyo, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa orang tua korban datang langsung ke rumahnya pada malam hari untuk melapor.

"Setelah kami menerima laporan, kami segera meminta keterangan dari siswi yang bersangkutan dan memanggil guru yang diduga melakukan pelecehan. Setelah itu, kami mengambil langkah tegas dengan meminta guru tersebut mengundurkan diri," ungkap Gatot.

Gatot juga menyatakan bahwa pihak sekolah telah membantu proses administrasi kepindahan Mawar ke sekolah lain di wilayah Mayong, Jepara, demi kenyamanan dan pemulihan psikologisnya.

Sementara itu, dari informasi yang diterima, MAY memilih irit bicara. Ia hanya mengatakan, "Masalah itu sudah selesai. Sekarang saya mau fokus ujian PPG dulu dan tidak mau diganggu," ujarnya sambil berlalu.

Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Kemenag Kabupaten Demak maupun pihak keluarga korban belum dapat dimintai keterangan lebih lanjut.

Pendidikan dan Amanah yang Tercoreng

Kasus ini menambah daftar panjang dugaan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan yang selama ini kerap tertutup. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di institusi berbasis agama yang semestinya menjadi benteng moral dan pembentukan karakter anak-anak bangsa.

Tindakan seperti ini tidak hanya melukai korban secara fisik dan psikis, tetapi juga menciderai kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan. Terlebih jika pelaku adalah sosok yang seharusnya menjadi panutan dan penjaga nilai-nilai luhur.

Masyarakat berharap pihak berwenang segera mengambil langkah tegas agar kasus ini tidak terhenti hanya dengan pengunduran diri pelaku. Penegakan hukum dan perlindungan korban menjadi hal yang krusial demi keadilan dan pencegahan kejadian serupa di masa depan.

***

Sumber: L7.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia