Notification

×

Iklan

Iklan

DERETAN PENIPUAN di Jepara 2023–2025, Arisan Bodong hingga Makan Bergizi Gratis

Kamis, 12 Juni 2025 | 06.42 WIB Last Updated 2025-06-11T23:54:56Z
Foto, ilustrasi penipuan online.


Queensha.id - Jepara,

Kabupaten yang terkenal dengan ukiran kayu kelas dunia ini ternyata menyimpan kisah kelam di balik kemilau budayanya. Sejak tahun 2023, deretan kasus penipuan menghantui warga Jepara dan sekitarnya. Dari modus klasik hingga manipulasi teknologi canggih, para pelaku tak segan menjerat korban dengan tipu muslihat yang kian halus dan meyakinkan.

1. Arisan Bodong, Mimpi Jadi Jerat

Agustus 2023, warga Desa di kecamatan Pakisaji diguncang skandal arisan lelang bodong. IN, perempuan berparas lugu yang selama ini dipercaya sebagai penyelenggara arisan, mendadak raib bersama dana milik para peserta. Modusnya terbilang sederhana: menawarkan lelang arisan dengan janji untung besar dalam waktu singkat. Nyatanya, uang itu dipakai untuk membeli barang mewah dan liburan. Sebanyak 80 orang menjadi korban. Kerugiannya ditaksir mencapai Rp 1,2 miliar.

"Saya cuma mau bantu orang dapat untung cepat," dalih IN di hadapan polisi. Namun fakta berbicara lain, ia bahkan sempat mengajukan DP mobil sebelum akhirnya diciduk.

2. Travel Umrah Tanpa Tiket Pulang

Belum usai masyarakat mencerna kasus arisan bodong, November 2023 muncul kabar jemaah asal Jambi yang terlantar di Arab Saudi. Agen travel asal Jepara diduga gagal menyediakan tiket pulang untuk 42 jemaah. Mereka telantar berhari-hari di Tanah Suci. Polda Jambi turun tangan dan memeriksa empat orang saksi. Hingga kini, nasib dana jemaah masih kabur, dan pihak agen tak kunjung memberikan klarifikasi resmi.

3. Janji Pekerjaan Berujung Teror

Oktober 2024, seorang pria berinisial MAS (26) menjalankan modus baru: menjanjikan pekerjaan kepada perempuan muda, lalu meminta diantar menggunakan sepeda motor. Namun setelah mendapatkan motor, ia kabur. 


Tak hanya itu, korban sempat mengalami percobaan pelecehan. Beruntung, upaya tersebut gagal dan korban melapor ke polisi. MAS berhasil ditangkap beberapa hari kemudian.

4. Polisi Palsu dari Layar Ponsel

Puncaknya terjadi pada Desember 2024. Publik dikejutkan dengan penipuan berkedok pejabat, namun dengan sentuhan teknologi mutakhir, (deepfake).

Seorang pria misterius meniru wajah dan suara Kapolres Jepara, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, dalam sebuah video call WhatsApp. Ia mengaku sedang menawarkan mobil lelangan milik kejaksaan yakni sebuah Pajero 2020 seharga Rp 400 juta yang bisa ditebus dengan uang muka Rp 250 juta.

Korban yang percaya diminta mentransfer uang dalam jumlah besar. Dua korban dari Jakarta dan Yogyakarta menderita kerugian hingga Rp 235 juta. Belakangan diketahui bahwa wajah dan suara dalam video adalah hasil rekayasa AI, dengan tampilan meyakinkan dan ekspresi nyaris sempurna.

"Kami menghadapi jenis kejahatan baru. Ini bukan lagi sekadar penipuan, tapi peretasan psikologis berbasis teknologi," ujar salah satu penyidik di Polres Jepara.

5. Penipuan Online Melalui Qris 

Niat menjual kompor gas secara online justru membuat Nur Ihsan Fitriyono, warga Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Jepara, kehilangan uang Rp13 juta. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (24/10/2024) ketika Ihsan ditipu oleh seseorang yang mengaku bernama Dian Puspitasari, warga Kudus, melalui media sosial dan WhatsApp.

Awalnya, pelaku tertarik dengan kompor gas yang dijual Ihsan dan mengaku akan mengirim keponakannya untuk mengambil barang. Komunikasi lalu berlanjut ke WhatsApp, di mana pelaku menawarkan pembayaran melalui kode QRIS. Ihsan sempat menerima bukti transfer senilai Rp200 ribu, namun uang tersebut tidak masuk ke rekeningnya.

Tanpa curiga, Ihsan mengikuti instruksi pelaku yang mengarahkan langkah-langkah lewat telepon untuk “menerima uang” melalui ATM. Namun, alih-alih mendapat pembayaran, saldo rekening Ihsan justru terkuras habis hingga tersisa Rp187 saja.

“Awalnya saldo saya Rp13 juta, saya ikuti panduannya, eh malah habis semua,” ujar Ihsan lemas saat ditemui media, Sabtu (2/11/2024).

Setelah sadar tertipu, Ihsan mencoba menghubungi pelaku, namun akun Facebook dan nomor WhatsApp pelaku sudah tidak bisa diakses. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jepara dengan nomor pengaduan: STPLP/778/X/2024/Reskrim. Kasus ini kini dalam proses penyidikan oleh tim Reskrim Polres Jepara.

Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan transaksi menggunakan QRIS yang tidak resmi, dan selalu berhati-hati saat berjualan daring.


6. Tertipu Program Makan Bergizi Gratis, Ratusan Juta Raib

Seorang warga di Kabupaten Jepara menjadi korban penipuan berkedok program makan bergizi gratis. Korban mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah setelah terbuai janji manis pelaku yang mengaku sebagai anggota Kodim 0719 Jepara.

Kasatreskrim Polres Jepara, AKP Yorisa Prabowo mengungkapkan, pelaku memperdaya korban dengan mengajak kerjasama dalam proyek makan gratis yang diklaim sebagai bagian dari program Prabowo Subianto. “Korban tergiur oleh bujuk rayu pelaku hingga menyerahkan uang dalam jumlah besar,” ujar Yorisa, Selasa (11/6).

Meski belum membeberkan identitas pelaku dan korban, Polisi menyatakan laporan sudah masuk dan penyelidikan tengah berlangsung.

Kasus serupa juga sempat menimpa pengusaha katering asal Desa Randusari, Kecamatan Tahunan. Pada 25 Desember 2024 lalu, ia menerima pesanan fiktif 450 nasi kotak dari oknum yang mengaku sebagai anggota Kodim. Dandim 0719 Jepara, Letkol Arm Khoirul Cahyadi mengaku turut prihatin atas kejadian itu. “Saya sampai bayar sendiri karena kasihan, nasi sudah dimasak,” ungkapnya.

Khoirul menegaskan, semua aktivitas program makan bergizi gratis saat ini dikelola resmi oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Empat dapur resmi telah beroperasi di Bangsri, Jepara Kota, Tahunan, dan Kalinyamatan.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan oknum yang mengatasnamakan TNI. “Kalau ragu, langsung cek ke Koramil atau hubungi Bhabinsa setempat,” tandasnya.



Waspada, Jepara!

Polisi mengimbau masyarakat agar selalu memverifikasi ulang setiap tawaran mencurigakan, apalagi jika melibatkan transfer uang atau video call dari pihak yang mengaku pejabat.

“Jika seseorang mengaku sebagai aparat dan menawarkan sesuatu lewat WhatsApp, cek ulang ke instansi terkait. Jangan langsung percaya, apalagi jika mereka buru-buru minta uang,” ujar AKBP Wahyu setelah namanya dicatut dalam skandal deepfake tersebut.


Penipuan Berkembang, Kewaspadaan Harus Meningkat

Kasus-kasus ini menjadi pengingat bahwa ancaman bisa datang dari mana saja bahkan dari wajah yang kita kenal di layar ponsel. Di era digital, bukan hanya pengetahuan teknologi yang dibutuhkan, tetapi juga kecerdasan emosional untuk tidak mudah tergiur dan terburu-buru mengambil keputusan.

Jepara harus waspada. Karena jika tidak, sejarah akan kembali terulang, kepercayaan direnggut, dan uang melayang tanpa jejak.

***

×
Berita Terbaru Update