Foto, Dua peristiwa mencolok terjadi di Banjar, Jawa Barat dan Palembang, Sumatera Selatan pada Kamis (5/6/2025), hanya sehari sebelum penyembelihan massal dilakukan. |
Queensha.id - Banjarnegara - Palembang,
Jelang Hari Raya Iduladha 1446 H, suasana yang seharusnya khusyuk dan penuh suka cita diwarnai kepanikan akibat insiden sapi kurban mengamuk di sejumlah daerah. Dua peristiwa mencolok terjadi di Banjar, Jawa Barat dan Palembang, Sumatera Selatan pada Kamis (5/6/2025), hanya sehari sebelum penyembelihan massal dilakukan.
1. Warga Banjar Kolot Dikejutkan Sapi Stres yang Tiba-Tiba Melompat dan Mengamuk
Sekitar pukul 17.45 WIB, suasana di Banjar Kolot, Kota Banjar, Jawa Barat mendadak kacau. Seekor sapi kurban seberat ratusan kilogram yang baru saja diturunkan dari kendaraan pengangkut tiba-tiba mengamuk dan melarikan diri ke arah gang sempit, bahkan sempat memasuki jalan raya.
Asep (52), warga yang turut membantu proses penangkapan, menduga penyebab utama kegaduhan ini adalah suara teriakan anak-anak yang cukup nyaring saat sapi diturunkan.
“Mungkin sapinya kaget, banyak anak-anak pada teriak pas sapi diturunin. Langsung loncat dan lari ke gang,” jelas Asep.
Aksi kejar-kejaran antara warga dan sapi berlangsung dramatis selama hampir 20 menit sebelum akhirnya hewan tersebut berhasil dijinakkan di Jalan Dipatiukur, sekitar 200 meter dari lokasi awal.
Meski tidak ada korban luka, beberapa warga sempat nyaris diseruduk saat mencoba menghentikan sapi yang terlihat gelisah dan agresif. Untuk menghindari insiden serupa, sapi langsung diamankan ke lokasi lebih tertutup dan tenang hingga waktu penyembelihan tiba.
2. Di Palembang, Sapi Tercebur ke Anak Sungai Musi dan Butuh 1 Jam Lebih untuk Dievakuasi
Sementara itu, suasana di Lorong Pahlawan, Jalan Ki Gede Ing Suro, Palembang juga mendadak heboh. Seekor sapi putih yang hendak disembelih justru membuat keonaran dengan melompat dari mobil pikap dan berlari menuju sungai kecil.
“Sapi itu awalnya diturunkan dari mobil untuk dibawa ke lokasi kurban. Tapi tiba-tiba lepas dan langsung loncat ke sungai,” ungkap Nurdin (46), salah satu warga.
Video warga yang memperlihatkan upaya evakuasi mendebarkan ini sontak viral di media sosial. Proses evakuasi berlangsung selama 1,2 jam dengan melibatkan lebih dari 20 pria dewasa yang bahu-membahu menarik sapi keluar dari aliran sungai. Beruntung, tidak ada warga yang terluka.
Apa Penyebab Sapi Kurban Bisa Mengamuk?
Fenomena sapi kurban mengamuk sebenarnya bukan hal baru. Menurut Dr. drh. Supratikno, PAVet, ahli perilaku hewan dari IPB University, kondisi ini biasanya dipicu oleh stres berat pada hewan.
"Ketika hewan mengalami stres, sistem saraf simpatis akan teraktivasi sehingga pembuluh darah menyempit. Proses pengeluaran darah saat penyembelihan pun jadi tidak sempurna dan kualitas daging menurun,” jelasnya.
Selain itu, stres memicu gangguan metabolisme otot yang menyebabkan daging menjadi gelap, keras, dan kering—kondisi yang dikenal sebagai Dark, Firm, and Dry meat (DFD).
Tanda-Tanda Sapi Mengalami Stres:
1. Gelisah dan tidak tenang
2. Air liur berlebihan
3. Ekor menekuk masuk di antara kaki
4. Nafas tersengal-sengal
Mata waspada dan telinga menegang
Dr. Supratikno juga menyebut bahwa hal-hal kecil seperti warna pakaian warga di lokasi penyembelihan bisa membuat sapi semakin panik.
“Warna terang seperti merah atau oranye sebaiknya dihindari. Sapi sensitif terhadap warna-warna mencolok,” tambahnya.
Tips Menjaga Ketenangan Hewan Kurban:
1. Jauhkan dari suara keras – Hindari pengeras suara berlebihan.
2. Minimalkan kerumunan – Terlalu banyak orang membuat sapi merasa terancam.
3. Pakaian yang netral – Gunakan warna gelap atau lembut.
4. Lokasi tenang dan teduh – Jangan letakkan sapi di tempat bising atau panas.
5. Petugas berpengalaman – Penanganan oleh orang terlatih jauh lebih efektif.
Aspek Kesejahteraan Hewan = Kualitas Daging + Nilai Ibadah
Menurut pakar veteriner tersebut, peran petugas penyembelih sangat krusial. Selain paham syariat, mereka harus memahami cara kerja yang higienis, aman, dan beretika terhadap hewan.
"Ibadah kurban bukan sekadar menyembelih, tapi juga menjaga martabat dan kesejahteraan hewan hingga saat terakhirnya. Ini bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual,” pungkas Dr. Supratikno.
Belajar dari Kejadian
Insiden sapi ngamuk di Banjar dan Palembang menjadi pelajaran berharga bahwa persiapan kurban bukan sekadar teknis, tetapi juga soal psikologi dan kesejahteraan hewan.
Masyarakat diimbau untuk menjaga suasana tenang dan tidak menambah tekanan pada hewan yang sudah rentan stres. Panitia kurban pun diharapkan lebih waspada, berkoordinasi baik, dan mengikuti panduan penanganan hewan kurban yang ramah dan beradab.