Notification

×

Iklan

Iklan

Ledakan Kreator Konten di Facebook: Peluang atau Gangguan bagi Komunitas di Jepara

Selasa, 03 Juni 2025 | 23.14 WIB Last Updated 2025-06-03T16:17:23Z
Foto, tangkap layar dari aplikasi Facebook, konten kreator.


Queensha.id - Jepara,

Sejak diperkenalkan pada tahun 2017, program monetisasi konten Facebook telah mengubah wajah platform media sosial terbesar dunia itu. Dengan lebih dari empat juta kreator yang telah dibayar, Facebook membuka peluang besar bagi siapa pun yang ingin menghasilkan uang dari unggahan video, foto, hingga Story. Namun, di balik peluang itu, muncul keresahan dari komunitas pengguna, khususnya di group-group lokal Facebook.

Pada 2025 ini, Facebook mengumumkan rencana besar: membuka pendaftaran monetisasi untuk lebih banyak kreator. Syaratnya tetap: jumlah pengikut, lokasi negara, dan ketentuan teknis lainnya. Tapi, langkah ini memicu reaksi beragam, terutama dari pengguna aktif di group Facebook lokal seperti komunitas Jepara.

"Ya, munculnya konten kreator di Facebook itu bikin resah saya yang ikut group Facebook di Jepara," ujar seorang netizen lokal, Selasa (3/6/2025). "Saya kan nggak tahu itu warga Jepara atau bukan. Jadi group Facebook khusus Jepara dimasuki konten kreator yang asal posting dan tidak beretika sama sekali."


Keresahan ini bukan tanpa alasan. Banyak kreator, demi mengejar cuan dari Facebook, memanfaatkan group lokal sebagai lahan promosi massal. Kontennya pun kadang tidak relevan.

"Ah video, ah foto-foto dari informasi luar Jepara. Trus jualan ini itu. Mendingan kalau yang dijual di wilayah Jepara, ini enggak, orang jauh-jauh promosi di group Facebook di Jepara," imbuhnya.


Lebih parah lagi, maraknya akun-akun robot atau palsu yang menawarkan pinjaman, dagangan mencurigakan, hingga konten jebakan dengan foto-foto perempuan cantik.

"Pokoknya kalau nama akun perempuan dan fotonya cantik itu dijamin akun bot atau akun Facebook yang dipakai laki-laki," ungkapnya.


Kondisi ini diperparah dengan lemahnya pengawasan dari para admin group.

"Terkadang admin group Facebook itu kurang ketat atau mungkin karena capek ya, asal diterima aja. Tapi ada juga sih group Facebook yang ketat," keluhnya.


Fenomena ini mencerminkan sisi lain dari revolusi digital: saat algoritma dan insentif finansial mulai menggeser nilai komunitas, rasa lokal, dan keamanan digital. Facebook memang menawarkan peluang, tapi tanpa pengawasan ketat, komunitas digital bisa tergerus oleh konten massal yang tidak bermutu bahkan berbahaya.

Imbauan untuk Pengguna: Tetap waspada terhadap akun-akun mencurigakan yang menawarkan pinjaman, investasi, atau barang-barang murah dengan syarat tak masuk akal. Bijaklah dalam menyikapi konten dan laporkan aktivitas mencurigakan kepada admin group atau langsung ke Facebook.

Dunia digital butuh lebih dari sekadar klik dan like — ia butuh tanggung jawab.

***

Sumber: QS.

×
Berita Terbaru Update