Foto, tokoh perempuan Jepara, Lusiana Afrianti yang merupakan anggota Komisi C DPRD Kabupaten Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
"Bedah Buku “Trilogi Kartini” di Museum R.A Kartini Jepara Jadi Momentum Penting Menghidupkan Semangat Emansipasi"
Semangat Kartini kembali menggema di Museum R.A. Kartini Jepara, Rabu (25/6), dalam sebuah diskusi bedah buku "Trilogi Kartini" karya Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1993–1998) sekaligus Ketua Yayasan Putri Indonesia.
Salah satu tokoh perempuan Jepara, Lusiana Afrianti yang merupakan anggota Komisi C DPRD Kabupaten Jepara telah hadir langsung dalam acara tersebut. Ia menyampaikan pandangan penting soal peran perempuan dalam pendidikan dan pembangunan bangsa.
“Perempuan harus berpendidikan tinggi, tapi jangan pernah meninggalkan kodratnya. Kartini mengajarkan itu. Bahkan di zaman digital ini, pemikiran kritisnya masih sangat relevan,” ujar Lusiana, politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Pendidikan sebagai Akar Perubahan
Sebagai anggota Komisi C yang memang membidangi pendidikan, Lusiana menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan akses pendidikan seluas-luasnya, terutama bagi perempuan Jepara. Menurutnya, semangat Kartini tidak akan terwujud tanpa dukungan nyata dari pemerintah daerah.
“Untuk melahirkan Kartini-Kartini masa depan, Pemkab Jepara harus berani memperluas beasiswa, terutama di jenjang perguruan tinggi. Program Kartu Sarjana itu bagus, tapi masih banyak yang belum tahu. Sosialisasinya harus ditingkatkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, peningkatan literasi juga menjadi pekerjaan rumah yang tidak boleh diabaikan. “Literasi membaca—baik dari buku maupun media digital—harus digalakkan. Jangan sampai generasi muda lebih senang scroll media sosial daripada membaca hal-hal bermakna,” ujarnya.
Kartini Tak Pernah Usang
Diskusi buku yang dibawakan langsung oleh Prof. Wardiman memberi refleksi mendalam bahwa perjuangan Kartini bukan sekadar simbol, melainkan fondasi kuat bagi kemajuan perempuan Indonesia. Dalam paparannya, Wardiman menekankan pentingnya keseimbangan antara pendidikan tinggi dan nilai-nilai keibuan.
Lusiana pun mengamini hal tersebut. “Perempuan itu bukan hanya pendamping laki-laki, tapi juga pilar utama dalam membentuk generasi. Seorang ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas pula, dan itu aset bangsa,” katanya.
Di akhir diskusi, Lusiana mengajak seluruh warga Jepara untuk tidak malu mengejar ilmu, apalagi perempuan. “Walaupun pada akhirnya jadi ibu rumah tangga, pendidikan tetap wajib. Karena dari ibu lah peradaban bangsa ini dibentuk,” tutupnya.
Acara ini menjadi salah satu momentum penting membumikan semangat Kartini bukan hanya dalam seremoni, tetapi dalam kebijakan nyata dan langkah konkret membangun kualitas perempuan Jepara.
***
Sumber: Once/KS.
0 Komentar