Notification

×

Iklan

Iklan

Modus Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Marak di Dunia Maya, Rama Ungkap Pengalaman Pribadi

Kamis, 19 Juni 2025 | 09.55 WIB Last Updated 2025-06-19T03:02:20Z

Foto, mobil dagangan dari Rama Dagang Mobil" di Jakarta.

Queensha.id - Jakarta,

Praktik penipuan dalam transaksi jual beli mobil bekas kian marak, khususnya di platform daring seperti media sosial. Celah keamanan dalam jual beli online kerap dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menjebak calon pembeli. Salah satu kisah nyata dialami langsung oleh Rama, seorang pedagang mobil bekas dari "Rama Dagang Mobil" di Jakarta.

pada Kamis (12/6/2025), Rama membongkar sebuah pengalaman tak menyenangkan saat iklan mobil miliknya, Toyota Yaris, dicatut dan disalahgunakan oleh pelaku penipuan. Foto serta deskripsi mobil yang ia unggah untuk keperluan promosi di platform digital, ternyata dipakai ulang oleh oknum untuk membuat iklan palsu dengan harga jauh di bawah pasaran.

“Waktu itu saya jual Toyota Yaris dengan harga yang sesuai kondisi pasar. Tapi ternyata ada orang yang ambil foto dan deskripsi dari iklan saya, terus dijual lagi di Facebook dengan harga miring banget. Jauh dari wajar,” ungkap Rama.

Harga yang terlalu murah itu tentu memancing minat banyak calon pembeli. Salah satunya bahkan sampai tergoda dan mulai berkomunikasi dengan si pelaku. Modus yang digunakan cukup licik: pelaku berperan sebagai perantara, seolah-olah menghubungkan pembeli dan penjual, padahal ia memanipulasi alur percakapan untuk terlihat meyakinkan.

“Pelaku ini pintar. Dia jadi kayak makelar. Pembeli chat ke dia, terus dia terusin ke saya. Saya jawab, dia terusin lagi ke pembeli. Jadi saya merasa sedang ngobrol langsung sama pembeli, padahal enggak,” tutur Rama, menceritakan kecerdikan pelaku dalam menipu.

Kecurigaan mulai muncul ketika calon pembeli datang langsung ke rumah Rama tanpa adanya negosiasi harga sebelumnya. “Pas orangnya datang, saya tanya soal harga, dia malah kaget. Katanya diinfokan harganya jauh lebih murah. Di situlah mulai ketahuan kalau ada yang nggak beres,” kata Rama.

Beruntung, transaksi belum sampai ke tahap transfer uang muka atau down payment (DP). Pembeli menyadari kejanggalan tersebut dan berhasil menghindari kerugian finansial. Namun, Rama menekankan bahwa tidak semua kasus berakhir seberuntung itu.

“Modusnya sekarang makin canggih. Pembeli harus hati-hati, jangan mudah tergoda harga murah. Penjual juga mesti waspada, karena iklan kita bisa dicomot dan dipakai untuk nipu orang,” tegasnya.

Fenomena ini menjadi alarm bagi semua pihak yang terlibat dalam jual beli mobil bekas, khususnya di era digital. Transparansi, verifikasi identitas, dan komunikasi langsung menjadi kunci utama untuk menghindari praktik penipuan yang semakin marak dan kreatif dalam modusnya.

Polisi dan pelaku industri otomotif pun diimbau untuk meningkatkan edukasi publik serta memperkuat sistem keamanan dalam transaksi jual beli kendaraan, agar kepercayaan masyarakat terhadap ekosistem niaga digital tidak terus tergerus.

***

Sumber: KPS.

×
Berita Terbaru Update