Notification

×

Iklan

Iklan

Ojek Wisata di Kali Ndayung: Berkah di Tengah Alam yang Mempesona

Jumat, 27 Juni 2025 | 12.48 WIB Last Updated 2025-06-27T05:50:22Z

Foto, ojek wisata di tempat wisata Sungai Kali Ndayung yang diperhatikan wakil Bupati Jepara. Sumber foto: BTN.

Queensha.id - Jepara,

Di balik derasnya aliran Sungai Kali Ndayung yang masih jernih dan panorama hijau alami yang meneduhkan, tersimpan kisah perjuangan warga lokal yang menjadikan keindahan alam sebagai sumber penghidupan baru. Berada di Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, destinasi wisata Kali Ndayung kini menjadi primadona di media sosial. Namun, ada sisi lain yang tak kalah menarik: hadirnya para tukang ojek lokal yang jadi garda terdepan dalam melayani wisatawan menuju lokasi.

Dengan berbekal motor bebek pabrikan standar, puluhan tukang ojek lokal nekat menembus jalanan sempit berbatu sepanjang lebih dari 7 kilometer demi mengantar pengunjung menikmati keindahan Kali Ndayung. Akses menuju tempat wisata yang berada sekitar 19 kilometer dari pusat kota Jepara ini memang tergolong mudah. Namun, menuju titik utama Kali Ndayung dari area parkir utama butuh perjuangan tersendiri.

Setibanya di gerbang masuk kawasan wisata, pengunjung disambut tiga destinasi alam yang masih berada dalam kawasan Wisata Alam Bukit Indah Batealit (BIB): hutan pinus dengan area camping, Air Terjun Watu Bobot, dan tentu saja, Kali Ndayung. Dari titik ini, wisatawan bisa memilih berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek wisata yang dikelola oleh warga setempat.

Jalan Terjal, Semangat Tak Surut

Sofianto (35), salah satu tukang ojek yang ditemui di lokasi, mengisahkan bagaimana profesi ini menjadi berkah tersendiri baginya dan rekan-rekan seprofesi. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai peternak kambing, memanfaatkan waktu luangnya untuk mengojek ke area wisata menggunakan motor yang biasa ia pakai untuk mencari rumput.

“Setiap pagi saya kasih makan kambing dulu, siangnya langsung ke sini. Daripada nganggur, bisa bantu-bantu keluarga juga,” ujar Sofianto, Kamis (26/6/2025).

Ia mengaku sudah dua tahun menekuni profesi ojek wisata, meski sifatnya hanya pekerjaan sampingan. Saat musim liburan seperti Syawalan, pendapatan yang didapat bisa cukup besar. Dengan tarif Rp10 ribu untuk sekali jalan, Sofianto mengaku bisa meraup hingga Rp250 ribu dalam sehari jika ramai.

“Pas kemarin Syawalan itu ramai sekali, alhamdulillah bisa bawa pulang Rp250 ribu sehari,” ungkapnya.

Ojek Wisata, Penopang Ekonomi Lokal

Saat ini, sekitar 35 warga lokal ikut terlibat menjadi tukang ojek wisata di Kali Ndayung. Keberadaan mereka bukan hanya memudahkan akses pengunjung, tetapi juga memperkuat roda ekonomi desa. Wisata alam yang semula hanya dinikmati oleh warga sekitar, kini menjadi sumber harapan baru bagi masyarakat.

Dengan tarif terjangkau dan pelayanan ramah khas pedesaan, ojek wisata Kali Ndayung kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman para pelancong. Mereka bukan sekadar pengantar, tapi juga pemandu dan penjaga harmoni antara alam dan manusia.

Kali Ndayung telah membuktikan bahwa keindahan alam bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga bisa dikelola secara bijak demi kesejahteraan bersama.

“Alam memberi keindahan, kami hanya menjaganya sambil mencari rezeki,” tutup Sofianto, dengan senyum lelah namun penuh syukur.

***

Sumber: BTN.

×
Berita Terbaru Update