Foto, Sendang Bidadari, |
Queensha.id - Jepara,
Setiap malam 1 Muharram atau 1 Suro, ribuan orang dari berbagai penjuru tumpah ruah memadati sebuah lokasi tersembunyi di RW 04, Desa Daren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Mereka datang bukan untuk sekadar berwisata alam, melainkan melakukan ritual spiritual di sebuah sendang (mata air) yang dipercaya menyimpan aura magis — Sendang Bidadari.
Sendang ini bukan sekadar kolam alami. Ia dipercaya sebagai petilasan legendaris Joko Tarub, tokoh terkenal dalam cerita rakyat Jawa yang menyimpan kisah cinta mistis dengan salah satu dari tujuh bidadari dari kahyangan: Dewi Nawang Wulan.
Legenda yang Menghidupkan Tradisi
Konon, di masa silam, tujuh bidadari dari langit turun ke bumi untuk mandi di sebuah sendang yang jernih dan sunyi. Tubuh mereka yang anggun bagai cahaya bulan merefleksi di permukaan air yang bening, menghadirkan pemandangan surgawi yang tak tergambarkan.
Namun tanpa sepengetahuan mereka, seorang pemuda bernama Joko Tarub mengintip dari balik semak. Kagum akan kecantikan para bidadari, ia diam-diam mencuri satu selendang yang tergantung di pinggir sendang. Selendang itu milik Dewi Nawang Wulan, yang membuatnya tidak bisa kembali ke langit bersama saudara-saudarinya.
Karena tidak dapat terbang pulang ke kahyangan, Nawang Wulan akhirnya tinggal di bumi dan menikah dengan Joko Tarub. Dari pernikahan itu lahir cerita turun-temurun yang penuh nuansa spiritual dan magis, diwariskan hingga kini dalam bentuk ritual dan kepercayaan masyarakat sekitar.
Ritual Malam Satu Suro: Ngalap Berkah Awet Muda
Masyarakat percaya, mandi atau sekadar membasuh muka di Sendang Bidadari pada malam 1 Suro bisa memberikan berkah awet muda, kecantikan seperti Nawang Wulan, dan ketampanan seperti Joko Tarub. Tidak sedikit juga yang datang dengan niat memohon jodoh, ketenangan batin, hingga keselamatan hidup.
Aroma dupa, suara doa, lantunan tahlil, dan taburan bunga menjadi pemandangan yang menyatu dalam kesakralan malam tersebut. Suasana hening, hanya diterangi remang lampu minyak dan cahaya bulan, seolah menghadirkan kembali keindahan masa silam saat bidadari-bidadari turun dari kahyangan.
Daya Tarik Wisata Spiritual dan Budaya
Sendang Bidadari kini menjadi salah satu magnet wisata spiritual di Jepara. Pemerintah desa setempat turut mendukung pelestarian budaya ini dengan menjaga kelestarian sendang, menyediakan akses yang nyaman, serta menjaga ketertiban selama ritual berlangsung.
Bukan hanya warga lokal, pengunjung datang dari luar kota hingga luar provinsi. Ada yang sekadar ingin menyaksikan tradisi unik ini, ada pula yang ingin menyelami makna spiritual di balik air sendang yang dianggap suci itu.
Seiring perkembangan zaman, tradisi ini tak lekang ditelan waktu. Bagi masyarakat Daren, Sendang Bidadari bukan hanya situs alam tapi ia adalah simbol warisan leluhur, saksi bisu kisah cinta antara langit dan bumi.
Refleksi dan Warisan Budaya
Tradisi malam Satu Suro di Sendang Bidadari bukan semata urusan mistik. Ia adalah cermin dari bagaimana masyarakat Jawa menghargai mitos, menjadikannya bagian dari identitas, dan menyulam nilai spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Di balik kesakralan air sendang, tersembunyi pesan-pesan kehidupan: cinta, kehilangan, dan harapan. Seperti halnya Dewi Nawang Wulan yang rela tinggal di bumi demi cinta, masyarakat pun datang dengan harapan bahwa air sendang ini mampu membasuh luka, membangkitkan semangat, dan memberi secercah cahaya bagi perjalanan hidup mereka.
Jadi, bagi siapa pun yang ingin mengunjungi Sendang Bidadari di Desa Daren, diharapkan tetap menjaga etika dan kelestarian lingkungan. Tradisi ini bukan tontonan, melainkan kearifan lokal yang patut dihormati dan dijaga bersama.
***
Sumber: Isj.
0 Komentar