Foto, tangkap layar dari video tentang tempat permukiman desa, warga Bucu mengubah tantangan limbah ternak menjadi peluang lewat pengelolaan biogas. |
Queensha.id - Jepara,
Semangat membangun desa tidak hanya diwujudkan lewat pembangunan fisik, tetapi juga penguatan sumber daya dan kemandirian masyarakat. Hal ini tampak dalam kunjungan kerja Bupati Jepara H. Witiarso Utomo yang mengusung program “Ngantor di Desa” ke Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kamis (19/6/2025). Dalam kesempatan tersebut, Bupati bersama Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar serta jajaran OPD terkait meninjau langsung pengelolaan Wisata Edukasi Biogas berbasis limbah ternak.
Kegiatan ini turut didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Ali Hidayat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Moh. Eko Udyyono, serta Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DiskopUKMnakertrans) Samiadji.
Berlokasi di tengah permukiman desa, warga Bucu mengubah tantangan limbah ternak menjadi peluang lewat pengelolaan biogas. Sebuah kandang komunal yang menampung hingga 17 ekor sapi menjadi pusat produksi energi ramah lingkungan yang kini telah dimanfaatkan oleh sekitar lima kepala keluarga di sekitarnya.
Bupati Jepara tak menyembunyikan kekagumannya atas inisiatif warga. Dalam keterangannya, ia menyampaikan apresiasi atas inovasi ini, namun juga menekankan perlunya perluasan manfaat biogas ke lebih banyak warga.
“Ini luar biasa, tapi kemanfaatannya baru sedikit, yaitu sekitar lima KK. Saya ingin ini diluaskan sehingga bisa mensejahterakan masyarakat sekitar, biar merasakan manfaat adanya biogas di daerah Bucu ini,” tutur Witiarso.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkab Jepara tengah mempertimbangkan penambahan jumlah hewan ternak serta perluasan kapasitas kandang. Dengan begitu, kapasitas produksi biogas bisa meningkat dan menjangkau lebih banyak rumah tangga.
“Tadi minta tambah hewan ternak sama kandang,” ucapnya singkat namun penuh makna.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati juga menyaksikan langsung bagaimana biogas digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Salah satunya saat warga memanfaatkan gas alternatif itu untuk menggoreng getuk. Ia pun ikut memastikan efektivitasnya.
“Kayaknya sih cukup panas ya, tapi belum ada yang nyoba langsung. Tapi tadi dipakai buat goreng getuk, katanya enak dan matang,” ujar Witiarso sambil tersenyum.
Program “Ngantor di Desa” bukan sekadar simbol kehadiran pemimpin daerah di tengah masyarakat, tetapi juga menjadi jembatan antara kebijakan dan kebutuhan riil warga. Pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas merupakan langkah konkret menuju pembangunan berkelanjutan yang menyentuh aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sekaligus.
Dengan terus mendorong partisipasi warga dan mendukung inovasi lokal, Pemkab Jepara berharap Desa Bucu bisa menjadi contoh inspiratif bagi wilayah lain. Energi bersih tidak harus datang dari kota besar, justru dari desa-lah semangat kemandirian itu bisa tumbuh dan menjalar ke seluruh penjuru negeri.
***
Sumber: Diskominfo Jepara.