Foto, salah satu ruangan sekolah rakyat yang ada di Indonesia. Sumber Foto: Tempo. |
Queensha.id - Jepara,
Harapan baru bagi ribuan anak putus sekolah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai menampakkan cahaya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa (Dinsospermades) memastikan bahwa pembangunan Sekolah Rakyat akan dimulai pada Oktober 2025, setelah proses penyusunan Detail Engineering Design (DED) rampung September nanti.
Kepala Dinsospermades Jepara, Edy Marwoto, mengungkapkan bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari upaya Pemkab menjawab tantangan pendidikan inklusif dan pemerataan akses pendidikan di wilayah yang dikenal sebagai Bumi Kartini itu.
“Status tanah sudah clean and clear, artinya tidak ada sengketa atau persoalan hukum. Hanya saja luasannya sedikit berkurang dari rencana awal 10 hektare menjadi 9,6 hektare karena terdampak jalur SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi),” ujar Edy saat ditemui di kantornya, Jumat (20/6/2025).
Lahan tersebut berada dalam penguasaan resmi Pemkab Jepara dan menjadi lokasi strategis untuk pembangunan sekolah dengan konsep alternatif ini. Sekolah Rakyat sendiri digagas sebagai solusi konkret atas tingginya angka anak tidak sekolah (ATS) di Jepara, yang kini tercatat lebih dari 6.000 anak.
“Pendidikan di Sekolah Rakyat ini tidak hanya mengejar ketertinggalan akademik, tapi juga menitikberatkan pada pembentukan karakter. Ini yang membedakan dari sekolah formal biasa. Semangatnya membentuk manusia utuh, bukan sekadar lulusan ijazah,” tegas Edy.
Untuk tahap awal, pembangunan akan difokuskan untuk menampung satu angkatan siswa. Akan dibangun dua ruang kelas yang masing-masing dirancang menampung 25 siswa. Namun demikian, Edy mengakui bahwa pihaknya masih menunggu keputusan teknis dari pemangku kebijakan pendidikan tentang jenjang mana yang akan dibuka pertama kali.
“Kami belum tahu apakah nanti mulai dari SD dulu atau justru dari jenjang SMA. Itu ranah dinas pendidikan. Tugas kami di Dinsospermades adalah memastikan kesiapan lahan dan desain awalnya,” tambahnya.
Konsep Sekolah Rakyat ini dinilai sangat relevan di tengah tantangan sosial yang dihadapi masyarakat Jepara. Selain menghadirkan pendidikan formal berbasis karakter, sekolah ini juga diharapkan menjadi ruang inklusif yang merangkul anak-anak dari keluarga kurang mampu, korban putus sekolah karena ekonomi, hingga anak-anak yang terpinggirkan dari sistem pendidikan formal.
“Sekarang saja, sekolah-sekolah dengan sistem boarding school banyak diminati karena dianggap lebih membentuk karakter dan kedisiplinan. Nah, Sekolah Rakyat ini harapannya bisa menjadi jawaban dari keresahan masyarakat atas minimnya pendidikan bermakna bagi semua kalangan,” ungkap Edy.
Langkah Pemkab Jepara ini pun mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk aktivis pendidikan dan tokoh masyarakat. Mereka menilai hadirnya Sekolah Rakyat sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah daerah terhadap hak dasar pendidikan bagi seluruh warga.
Jika berjalan lancar sesuai target, pembangunan sekolah ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi Jepara dalam meretas ketimpangan pendidikan dan menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan sosial.
Dengan semangat yang menyala dan perencanaan yang matang, Oktober nanti bukan sekadar dimulainya proyek bangunan, melainkan awal dari lembaran baru pendidikan rakyat di tanah kelahiran R.A. Kartini.
***
Sumber: Mtv.