Notification

×

Iklan

Iklan

Sulit Cari Kerja Meski Sudah Sarjana? Ini Solusi Nyata bagi Lulusan S1 di Tengah Kompetisi Ketat

Sabtu, 21 Juni 2025 | 08.00 WIB Last Updated 2025-06-21T01:25:29Z

Foto, ilustrasi mahasiswa yang lulus kuliah mendapatkan ijazah.

Queensha.id - Jawa Tengah, 

Di tengah gelar sarjana yang semakin umum dimiliki banyak orang, tidak sedikit lulusan S1 yang justru menghadapi kenyataan pahit: sulitnya mendapat pekerjaan. Padahal, selama bertahun-tahun kuliah, harapan keluarga dan semangat membangun masa depan sudah ditanamkan begitu kuat. Namun kenyataannya, ijazah S1 saja kini tak lagi jadi jaminan mudahnya masuk dunia kerja.

Fenomena ini tak hanya dialami satu-dua orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) awal tahun 2025, tingkat pengangguran terbuka dari lulusan perguruan tinggi justru meningkat sebesar 0,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Penyebabnya pun beragam, mulai dari ketidaksesuaian jurusan dengan kebutuhan industri, kurangnya pengalaman, hingga minimnya kemampuan non-akademis yang relevan.

Namun, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Berikut sejumlah solusi yang mulai banyak ditempuh oleh para sarjana muda yang ingin bangkit dari keterpurukan:

1. Berani Ubah Mindset: Dari Cari Kerja Jadi Ciptakan Kerja

Banyak sarjana yang kini mulai melirik dunia wirausaha sebagai jalan alternatif. Mereka sadar bahwa menunggu lowongan dari perusahaan bisa jadi tak secepat menciptakan peluang sendiri. Dengan modal keterampilan, jaringan pertemanan, dan keberanian, banyak anak muda sukses membuka usaha kuliner, jasa digital marketing, hingga produk kreatif seperti kerajinan dan fashion lokal.

Contohnya, Intan Prameswari (26), lulusan S1 Ekonomi asal Semarang, kini sukses membuka kedai kopi kecil dengan konsep "Ngopi dan Ngonten". Selain menjual kopi, kedainya menyediakan studio kecil untuk content creator. “Saya sadar, gelar ekonomi tidak langsung membuat saya jadi manajer. Tapi saya bisa jadi bos untuk bisnis kecil saya sendiri,” ujarnya.

2. Perkuat Soft Skill dan Sertifikasi Kompetensi

Ijazah hanyalah pintu gerbang, namun skill dan kepribadian adalah kunci membuka pintu-pintu kesempatan. Banyak perusahaan kini lebih menilai soft skill seperti komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, dan problem solving dibanding sekadar IPK.

Selain itu, kursus dan pelatihan daring seperti yang disediakan oleh Kartu Prakerja, Coursera, LinkedIn Learning, dan Skill Academy bisa jadi amunisi tambahan. Sertifikat kompetensi di bidang digital marketing, bahasa asing, desain grafis, atau coding kini sangat diminati di pasar kerja.

3. Magang dan Relawan: Langkah Awal yang Tak Perlu Malu

Jangan gengsi mengambil posisi magang atau kerja relawan. Meski tidak langsung memberi penghasilan tinggi, namun pengalaman dan relasi yang dibangun sangat berharga. Banyak perusahaan yang merekrut karyawan tetap dari program magang internal.

Siti Marwah, sarjana Pendidikan dari Jepara, mengatakan bahwa ia mengikuti program relawan pengajar di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) selama satu tahun. "Ternyata itu justru membuka jalan saya jadi guru tetap di sekolah swasta. Pengalaman lapangan saya jadi nilai lebih saat wawancara," ungkapnya.

4. Buka Diri untuk Profesi Lintas Jurusan

Banyak lulusan S1 terlalu terpaku pada jurusan kuliah. Padahal, dunia kerja kini sangat fleksibel. Lulusan Sastra bisa jadi Content Writer, lulusan Teknik bisa jadi analis keuangan, lulusan Hukum bisa sukses di bidang HR. Yang terpenting adalah kesiapan untuk belajar dan beradaptasi.

“Dulu saya kuliah jurusan Biologi, sekarang saya kerja di dunia pemasaran digital,” kata Bima Wahyudi, digital strategist asal Surabaya. “Bukan soal latar belakang, tapi soal kemampuan berpikir, belajar cepat, dan membuktikan diri.”

5. Manfaatkan Koneksi, Tapi Jangan Gantungkan Harapan Padanya

Networking atau koneksi tetap penting, tetapi jangan jadikan itu satu-satunya andalan. Gunakan media sosial profesional seperti LinkedIn untuk membangun personal branding. Banyak rekruter kini mencari kandidat lewat platform daring, bukan lagi hanya lewat lamaran konvensional.

Harapan Tetap Terbuka

Meski jalan mencari kerja kian menantang, namun bukan berarti tidak ada harapan. Kuncinya adalah fleksibilitas, ketekunan, dan kemauan belajar tanpa henti. Generasi sarjana Indonesia dituntut untuk tidak hanya pintar secara akademis, tapi juga tangguh menghadapi realita.

Gelar S1 bukanlah akhir, melainkan titik awal perjuangan. Maka, teruslah bergerak, mencari peluang, atau bahkan menciptakannya sendiri. Karena kerja keras, kreativitas, dan keberanian kini menjadi mata uang baru di dunia kerja masa kini.

***

Sumber: BS.