Breaking News

Bubur Rasa Cinta di Tengah Malam: Kisah Kocak di Balik Tidur Pura-Pura Seorang Anak

Foto, seorang anak kecil bertanya kepada orang tuanya.

Queensha.id - Edukasi Sosial,

Di sebuah kamar kecil yang lebih banyak menyimpan tawa daripada furnitur, terjadi sebuah peristiwa "penggerebekan" tak biasa. Bukan polisi yang datang. Bukan pula tetangga iseng. Tapi... anak sendiri. Bocah lima tahun, dengan gaya seperti pengacara sinetron, sukses membongkar "rahasia malam" kedua orang tuanya hanya karena ia pura-pura tidur.

Adegan ini terjadi antara seorang ibu muda yang tampil dengan gaun tidur kuning bermotif hitam—mirip lebah—dan suaminya yang mengenakan celana Hulk. Lengkap sudah ironi manis di tengah kesederhanaan malam.

Kisah dimulai ketika sang anak, berpiyama Hulk serupa, tiba-tiba berdiri tegak di tengah mereka dengan gaya hakim agung. Rambutnya berdiri karena efek listrik statis atau mungkin terlalu lama menguping.

"Aku tahu kenapa Mama dan Papa nyuruh aku tidur cepat!" katanya dengan nada dramatis.

Pernyataan itu membuat waktu seolah membeku. Jam dinding pura-pura mati, angin kipas seolah berhenti berputar, dan pasangan suami istri itu saling pandang dalam kepanikan diam.

Sang bocah lalu melanjutkan tuduhannya. Bahwa malam sebelumnya ia mendengar percakapan penuh desahan antara kedua orang tuanya: "Enak paa... enak maa... enak sayang..."

Seketika, situasi berubah dari manis menjadi campuran antara horor dan komedi domestik. Sang bapak hanya mampu tersenyum kaku—senyum ala bapak-bapak ketika rahasia besar terungkap oleh makhluk kecil yang polos tapi jeli.

Dengan polos pula, sang bocah menuduh orang tuanya makan bubur malam-malam dan tidak mengajaknya. Protes itu dilayangkan dengan nada serius yang membuat kedua orang tuanya harus menahan tawa.

Sang ibu buru-buru memberi klarifikasi, “Cuma makan bubur kok…”

Tapi sang ayah malah menggoda, “Bubur rasa cinta…” bisiknya pelan.

Anak itu menuntut keadilan: besok malam dia harus ikut makan. Dia juga ingin bilang “enak dedek!” demi kesetaraan kuliner dalam rumah tangga.

Akhirnya, ruang kamar itu meledak oleh tawa tiga manusia yang saling mencintai dalam bentuk paling jujur—dalam tawa, salah paham, dan momen kejujuran polos seorang anak.

Di penghujung malam, ketika selimut mulai menutupi mata, bocah itu sempat bergumam pelan:

"Besok aku pura-pura tidur lagi aja deh... siapa tahu dapet bubur rasa enak itu..."

Sementara sang ibu hanya bisa menutupi wajah dengan selimut, dan sang ayah membatin satu hal penting:

“Lain kali, kita harus lebih pelan ngomongnya…”


Jadi, kisah ini mungkin terdengar seperti adegan sitkom keluarga. Tapi justru di dalamnya terkandung pelajaran besar: anak adalah pendengar paling jujur dan saksi paling aktif dalam rumah tangga. Maka, jaga volume, jaga waktu, dan jangan lupa: kasih sayang paling nikmat memang harus dibagi bahkan dengan si kecil yang katanya sudah tidur.

Awas, ada kuping di balik tirai malam.

***

Sumber: Risal Channel.

0 Komentar

© Copyright 2025 - Queensha Jepara
PT Okada Entertainment Indonesia