Notification

×

Iklan

Iklan

Jelang Panen Raya, Harga Garam di Jepara Mulai Turun dan Petambak Masih Bertahan dengan Untung Tipis

Rabu, 30 Juli 2025 | 20.39 WIB Last Updated 2025-07-30T13:40:11Z

Foto, panen garam di wilayah kabupaten Jepara. Sumber Foto: Antara.

Queensha.id - Jepara,


Menjelang masa panen raya garam, harga garam di Kabupaten Jepara mulai menunjukkan tren penurunan signifikan. Dari semula sempat menyentuh angka Rp 100 ribu per keranjang saat awal panen, kini harga garam anjlok menjadi Rp 75 ribu per keranjang.


Penurunan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pasokan garam dari para petambak. Fenomena naik-turunnya harga ini bukan hal baru bagi para petambak garam. Musthofa, salah satu petambak asal Jepara, mengaku sudah terbiasa menghadapi fluktuasi harga garam dari tahun ke tahun.


“Harga garam tak ada patokan atau HPP (Harga Pokok Penjualan). Bisa murah, bisa mahal, tergantung situasi dan kondisi. Kalau stok melimpah seperti sekarang, harga ya pasti turun,” ujar Musthofa saat ditemui di area tambaknya, Rabu (30/7/2025).


Ia mengisahkan bahwa saat awal panen, satu keranjang garam sempat laku hingga Rp 100 ribu. Namun setelah memanen tiga kali berturut-turut, harga langsung turun menjadi Rp 75 ribu per keranjang.


Meski demikian, Musthofa mengaku masih bisa meraup keuntungan, apalagi bila musim kemarau berlangsung panjang.


“Kalau harga garam Rp 75 ribu per keranjang dan cuaca terus panas, petambak masih bisa dapat untung. Tapi kalau sudah di bawah Rp 25 ribu per keranjang, ya petambak bisa rugi,” imbuhnya.


Tak hanya bergelut dengan harga, para petambak juga dihadapkan dengan kebutuhan perbaikan alat produksi, seperti geomembrane yang kerap rusak setelah beberapa musim panen.


“Yang ada rusak dan harus diganti baru. Perpetak ini butuh sekitar 1,5 rol. Kalau beli baru, ya habis sekitar Rp 6 juta,” katanya. Untungnya, uang dari panen perdana masih cukup untuk menutup biaya tersebut.


Kondisi ini menjadi potret nyata bagaimana ketahanan petambak lokal dalam menghadapi tantangan harga dan biaya produksi. Mereka berharap pemerintah bisa memberikan perlindungan harga, atau minimal membantu dari sisi sarana produksi, agar industri garam rakyat tetap bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin tak menentu.


***

Sumber: Fatkul Muin/KSJ.

×
Berita Terbaru Update