| Foto, ilustrasi kiriman paket. |
Queensha.id - Edukasi Sosial,
Kemudahan belanja online di era digital telah mengubah cara masyarakat memenuhi kebutuhan harian. Hanya dengan beberapa klik, barang bisa sampai di depan pintu rumah. Namun, seiring maraknya aktivitas belanja daring, kejahatan siber pun kian menjamur. Salah satu modus baru yang kini tengah menjadi perhatian adalah penipuan berkedok “salah kirim paket” atau “paket tertukar”, khususnya di platform e-commerce populer seperti Shopee.
Modus Licik Berkedok Salah Kirim
Modus ini dilakukan oleh oknum penipu yang menyamar sebagai penjual atau kurir. Mereka menghubungi korban melalui aplikasi pesan pribadi di luar platform resmi, seperti WhatsApp atau Telegram. Korban akan diberitahu bahwa terjadi kesalahan pengiriman dan diminta untuk segera mengembalikan paket yang katanya bukan miliknya.
Lebih ekstrem lagi, ada pelaku yang nekat datang langsung ke rumah korban dan mengaku sebagai kurir dari pihak penjual. Dalam situasi panik dan bingung, banyak korban yang tanpa sadar menyerahkan paket tersebut dan padahal barang itu adalah hasil pembelian sah mereka.
Mainkan Emosi Korban
Penipuan ini sengaja menarget sisi psikologis korban: rasa panik, takut, hingga kebingungan. Pelaku berusaha menciptakan urgensi agar korban tidak sempat berpikir logis atau memverifikasi kebenaran informasi.
Menurut pengamat keamanan digital, modus seperti ini termasuk dalam kategori social engineering yakni manipulasi psikologis untuk membujuk korban melakukan tindakan tertentu yang merugikan dirinya sendiri.
Tanggapan dan Imbauan dari Shopee
Menanggapi maraknya kasus ini, Shopee memberikan peringatan resmi kepada seluruh pengguna untuk tidak mempercayai komunikasi di luar platform. Shopee menegaskan bahwa seluruh interaksi, termasuk proses pengembalian barang, harus dilakukan melalui fitur chat resmi di dalam aplikasi atau situs Shopee.
“Kami tidak pernah meminta pengguna untuk mengembalikan barang melalui jalur komunikasi pribadi. Jika ada kejanggalan, segera hubungi customer service kami di aplikasi resmi,” tulis Shopee dalam keterangan persnya.
Terapkan Metode 3C untuk Hindari Penipuan
Shopee juga mengajak pengguna untuk selalu menerapkan prinsip 3C:
- Cek Pengirimnya: Pastikan identitas kurir atau pihak yang menghubungi Anda jelas dan berasal dari jalur resmi.
- Cek Customer Service Shopee: Gunakan fitur bantuan di aplikasi untuk mengonfirmasi setiap informasi yang mencurigakan.
- Cari Tahu Modusnya: Edukasi diri dengan membaca berita atau fitur “Cek Fakta” yang tersedia di dalam aplikasi.
Fitur Cek Fakta Shopee kini bisa diakses dengan mudah melalui menu Saya > Chat dengan Shopee > Cek Fakta. Di sana, pengguna dapat mengetahui berbagai bentuk penipuan yang pernah dilaporkan dan tips menghindarinya.
Jadi, perkembangan teknologi memang membawa kenyamanan, tapi juga risiko baru. Bijak dan waspada dalam bertransaksi adalah kunci utama untuk tetap aman di dunia digital. Jangan mudah panik, dan selalu verifikasi informasi melalui jalur resmi. Belanja aman, hati tenang.
Jika Anda mengalami kejadian serupa, segera laporkan ke pihak Shopee dan, jika perlu, aparat penegak hukum setempat.
***
Sumber: Dtk.