Foto, sandal khusus panen garam, buatan tangan para petambak garam di Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Saat matahari menyengat dan kilauan putih memantul dari petak-petak tambak garam, para petambak di pesisir Jepara tak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan ketelatenan. Ada satu benda sederhana namun sangat vital yang mereka pakai di kaki: sandal khusus panen garam, buatan tangan mereka sendiri.
Bukan sekadar alas kaki biasa, sandal ini memiliki fungsi yang tak bisa dianggap remeh. Dibuat dari kayu, karet bekas, atau potongan papan tebal, sandal ini didesain untuk menopang tubuh petambak saat memanen garam agar tidak amblas ke permukaan tambak yang basah dan rapuh.
“Kalau pakai sandal biasa, kaki bisa langsung tenggelam ke lumpur halus. Tapi sandal ini lebarnya pas, jadi bisa menahan berat tubuh,” ujar Sukirman (52), petambak garam asal Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak yang ikut bekerja di tambak garam perbatasan Jepara.
Tak hanya itu, permukaan tambak yang mulai mengkristal tajam karena proses pengeringan garam juga bisa melukai telapak kaki. Tanpa pelindung yang kuat, luka kecil akibat kristal garam bisa menjadi infeksi karena sering terpapar air asin.
“Kristal garam itu kalau diinjak langsung bisa kayak beling kecil. Kalau kena telapak kaki, perihnya luar biasa,” tambah Sukirman sambil memperlihatkan sandal kayu bertali karet buatan sendiri.
Proses pembuatan sandal ini pun sederhana, tapi penuh perhitungan. Ukuran lebar alas dibuat lebih besar dari kaki, agar mampu mendistribusikan berat tubuh secara merata. Tali-tali penahan kaki dipasang kuat agar tak mudah lepas saat melangkah di atas garam. Sebagian petambak bahkan melapisi bagian bawah dengan ban bekas agar lebih awet dan tidak licin.
Benda yang terkesan sepele ini justru menjadi alat pelindung utama dalam pekerjaan berat nan tradisional itu. Di balik kilauan garam yang biasa kita lihat di dapur, tersimpan perjuangan panjang, kreativitas, dan akal sehat dari para petambak yang tetap setia pada profesi turun-temurun.
Inovasi kecil seperti sandal khusus panen garam menunjukkan bahwa kearifan lokal tak pernah mati, bahkan terus hidup menyesuaikan dengan tantangan alam.
***
Sumber: Muin.