Foto, pelaku pencurian kotak amal di musholla Baiturrahman, Desa Sinanggul RT 08/RW 02, Kecamatan Mlonggo, Jepara, dan melibatkan seorang pria warga Kecamatan Kalinyamatan. |
Queensha.id - Jepara,
Sebuah langkah damai dan penuh empati ditunjukkan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Desa Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Jepara, saat memediasi kasus dugaan pencurian kotak amal yang sempat viral di media sosial. Insiden tersebut terjadi di Musholla Baiturrahman, Desa Sinanggul RT 08/RW 02, Kecamatan Mlonggo, Jepara, dan melibatkan seorang pria warga Kecamatan Kalinyamatan.
Mediasi digelar pada Minggu, 6 Juli 2025, dengan menghadirkan pelaku, Petinggi Desa Sinanggul Sholeh, Ketua RT Edi Turmanto, Ketua RW Mujahidun, pengurus musholla, serta perwakilan FKPM Mambak. Dalam suasana haru dan penuh kejujuran, pelaku menyampaikan permohonan maaf atas perbuatannya dan mengungkapkan alasannya.
Dengan suara bergetar, ia mengaku nekat mencoba membuka kotak amal karena terdesak kebutuhan untuk membeli susu anaknya yang masih berusia dua tahun.
"Saya sudah minta uang bon ke atasan, tapi tidak diberi. Anak saya hanya bisa minum susu. Saya panik," ungkapnya lirih.
Namun, ia menegaskan bahwa uang dalam kotak amal tidak sempat diambil karena tersadar dan mengurungkan niat.
Menanggapi kondisi pelaku yang memprihatinkan, Ketua FKPM Mambak, Zamroni, mengambil langkah berani dan simpatik.
“Kami dari FKPM sepakat menyisihkan dana kas untuk membelikan susu bagi anak pelaku. Kami juga sedang mencarikan pekerjaan untuknya agar bisa bangkit dan tidak mengulangi kesalahan yang sama,” jelas Zamroni.
Tindakan tersebut mendapat apresiasi dari seluruh pihak yang hadir. Petinggi Desa Sinanggul, Sholeh, menyampaikan bahwa kasus ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran sosial.
“Waspada tetap penting, tapi jangan hilangkan empati. Kalau ada yang benar-benar butuh, datang saja ke perangkat desa. Pasti kita bantu,” ujarnya, Minggu (6/7/2025).
Mediasi diakhiri dengan saling memaafkan antara pelaku dan warga, menandai penyelesaian damai dan beradab dari sebuah peristiwa yang sempat menuai polemik.
Kasus ini menjadi contoh nyata bahwa penyelesaian masalah di tengah masyarakat tidak selalu harus diselesaikan dengan jalur hukum. Dengan komunikasi yang terbuka, pendekatan yang manusiawi, dan kerja sama antarwarga, solusi yang bermartabat dapat tercipta.
Langkah FKPM Mambak ini mempertegas bahwa keamanan dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan. Di tengah maraknya informasi negatif yang menyulut emosi publik, kisah ini mengajarkan bahwa memahami latar belakang dan memberi kesempatan kedua bisa menyelamatkan masa depan seseorang dan bahkan sebuah keluarga.
***
Sumber: FKPM Mambak.