Notification

×

Iklan

Iklan

Utamakan Istrimu Ketimbang Temenmu, Karena Tak Mungkin Merawatmu Kelak

Selasa, 22 Juli 2025 | 08.04 WIB Last Updated 2025-07-22T01:27:29Z

Foto, ilustrasi.

Queensha.id - Edukasi Sosial, 

Dalam rumah tangga, banyak peran istri yang tak terlihat mata, tapi sangat terasa ketika hilang. Ia bangun lebih awal, tidur paling akhir. Ia berpikir untuk semua, dari isi piring anak hingga isi hati suami. Namun sayangnya, terlalu sering istri justru menjadi pihak yang disalahkan atas segala hal dan bahkan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama.

Coba renungkan beberapa potret nyata ini:

  • Saat anak menangis, istri yang disuruh menenangkan.
  • Saat anak jatuh, istri yang disalahkan.
  • Anak tak mau makan, istri dianggap kurang kreatif.
  • Anak kurus, istri dibilang tak bisa mengurus.
  • Anak tak berprestasi, istri dituding tak mengajarkan.
  • Rumah berantakan, istri ditanya seharian ngapain saja.

Seolah semua beban rumah tangga ditumpahkan sepenuhnya ke pundak perempuan yang juga manusia—yang bisa lelah, sedih, dan ingin dimengerti.


Ketika Istri Butuh Ruang, Tapi Tak Diberi

Saat istri sakit, ia diminta cepat sembuh.
Saat istri sedih, ia dibilang lebay.
Saat istri marah, ia dibilang sensitif.
Saat istri curhat, ia dianggap cerewet.
Saat istri belanja, ia dituduh boros.
Saat istri diam, dibilang tidak peduli.
Saat istri ngomel, dianggap emosional.
Saat istri sabar, justru tak dihargai.

Lantas, kapan istri benar-benar didengarkan tanpa dihakimi? Kapan perasaannya ditanya dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar formalitas?


Di Balik Cerewetnya Seorang Istri, Ada Cinta yang Tak Terbendung

Istri memang bisa cerewet. Tapi bukan karena ingin mengganggu. Ia bawel karena peduli. Ia marah karena lelah menahan sendiri. Ia menangis karena tak ingin menyerah. Di balik segala emosinya, ada cinta yang tak pernah habis ia beri setiap hari.

Dan yang paling luar biasa: ia tetap bertahan.

Padahal jika suami mencoba bertukar posisi—menjadi manajer rumah tangga selama 24 jam, mengurus anak-anak yang aktif tanpa henti, menyelesaikan pekerjaan domestik tanpa jeda—mungkin mereka akan menyerah lebih cepat dari yang dibayangkan.


Hargai Istrimu, Karena Rumah yang Hangat Berasal dari Hati yang Bahagia

Istri bukan mesin. Ia manusia. Dan meski fisiknya terlihat rapuh, mentalnya jauh lebih kuat dari yang bisa dibayangkan. Ia mampu menghadapi banyak hal dalam diam, demi keluarga yang dicintainya.

Karena itu, jagalah hati istri. Ucapkan terima kasih sesering mungkin. Dengarkan curhatnya tanpa menghakimi. Biarkan ia punya waktu untuk dirinya sendiri. Dan yang terpenting, hargailah keberadaannya sebelum ia benar-benar lelah untuk bertahan.

Sebab, saat istri bahagia, rumah pun akan terasa lebih hidup. Anak-anak akan tumbuh lebih tenang. Dan suami pun akan merasakan kedamaian yang sejati.

Menjadi istri bukan pekerjaan ringan. Tapi dengan cinta dan penghargaan yang tulus, ia akan menjelma menjadi kekuatan luar biasa dalam keluarga.

***

Selasa, 22 Juli 2025.


×
Berita Terbaru Update