Notification

×

Iklan

Iklan

Ciri-Ciri Berpolitik Curang dan Membodohi Masyarakat

Jumat, 22 Agustus 2025 | 15.52 WIB Last Updated 2025-08-22T08:53:07Z

Foto, saat demo di Jakarta.

Queensha.id - Edukasi Sosial,


Politik seharusnya menjadi jalan pengabdian untuk menyejahterakan rakyat. Namun, kenyataannya tidak jarang ada oknum politisi yang justru menjadikan politik sebagai ladang kepentingan pribadi. Mereka menebar janji manis, memoles citra dengan pencitraan semu, hingga memanfaatkan rakyat demi meraih kekuasaan.


Fenomena ini membuat masyarakat sering kali kecewa, bahkan merasa dibohongi. Lantas, apa saja ciri-ciri politik curang yang perlu diwaspadai?



1. Janji Manis Tanpa Realisasi


Ciri paling umum dari politisi curang adalah gemar mengumbar janji manis saat kampanye, namun menghilang setelah duduk di kursi kekuasaan. Janji membangun infrastruktur, membuka lapangan kerja, atau memberikan bantuan sering hanya berhenti di panggung kampanye.


Contoh nyata: Banyak politisi berjanji akan menurunkan harga kebutuhan pokok, namun faktanya justru naik tanpa ada solusi nyata.



2. Politik Uang dan Sembako


Politisi curang kerap membodohi rakyat dengan praktik politik uang. Sembako, uang tunai, hingga barang-barang murah diberikan menjelang pemilu agar rakyat memilihnya. Padahal, praktik ini jelas melanggar hukum dan merusak demokrasi.


Faktanya: Masyarakat hanya diingat saat musim pemilu, setelah itu ditinggalkan.



3. Pencitraan Berlebihan


Politisi curang biasanya gemar tampil di media sosial dengan pencitraan berlebihan: memberi bantuan di depan kamera, berbagi sembako hanya untuk konten, atau berkunjung ke pasar sekadar menyapa pedagang. Semua dilakukan demi popularitas, bukan ketulusan.



4. Memanfaatkan Sentimen Agama dan Suku


Salah satu trik curang adalah memainkan isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Rakyat diprovokasi agar memilih berdasarkan kesamaan identitas, bukan karena kapabilitas. Cara ini sangat berbahaya karena bisa memecah belah masyarakat.



5. Menyalahgunakan Kekuasaan


Politisi curang biasanya tidak segan menyalahgunakan jabatan untuk memperkaya diri dan kelompoknya. Proyek pembangunan diatur untuk keluarga atau kroni. Bantuan sosial pun bisa diselewengkan demi kepentingan politik.



6. Mengabaikan Kritik dan Aspirasi Rakyat


Ciri berikutnya adalah anti kritik. Politisi yang membodohi rakyat biasanya alergi terhadap suara masyarakat. Mereka hanya mau mendengar pujian, sementara kritik dianggap ancaman. Padahal, demokrasi menuntut keterbukaan terhadap aspirasi publik.



7. Menjadikan Rakyat Sekadar Alat


Ketika rakyat hanya dijadikan alat untuk meraih kekuasaan, maka jelas itu politik curang. Kehadiran masyarakat hanya penting saat kampanye, namun dilupakan saat kebijakan dibuat.



Edukasi Politik untuk Masyarakat


Masyarakat harus cerdas dalam menghadapi politik. Jangan mudah tergiur janji manis atau iming-iming uang. Politik yang sehat harus berlandaskan amanah, kejujuran, dan pengabdian.


Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:



"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim).


Jadi, politik curang dan penuh kebohongan mungkin bisa menang sesaat, tetapi akan runtuh oleh waktu. Rakyat kini semakin cerdas menilai.


Ingat, Pemimpin yang tulus tidak butuh pencitraan berlebihan. Ia hadir di tengah rakyat, bekerja nyata, dan meninggalkan jejak kebaikan, bukan sekadar janji kosong.


***

Sumber: BS.

×
Berita Terbaru Update