Foto, kos-kosan. (Ilustrasi) |
Queensha.id - Jepara,
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara tengah menyiapkan program pengajian di kawasan industri. Langkah ini digagas untuk memperkuat karakter keagamaan para karyawan dan masyarakat sekitar pabrik, sekaligus menekan dampak sosial yang kian marak muncul di wilayah tersebut.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan rencana ini kepada sejumlah pengelola industri. Pemkab juga menggandeng organisasi keagamaan seperti PCNU dan Muhammadiyah agar pelaksanaan program lebih efektif.
“Kemarin kita sudah bertemu dengan pihak pabrik. Kita sampaikan dampak sosial yang ada di lingkungan sekitar, sehingga kami berharap PCNU dan Muhammadiyah bisa bersama membentuk karakter karyawan. Ilmu agamanya bertambah, efek sosial dan moralnya bisa kita perbaiki,” ujar Witiarso, Jumat (15/8/2025).
Menekan Fenomena Kos-kosan Bebas
Salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan Pemkab adalah menjamurnya kos-kosan bebas di sekitar kawasan industri. Bupati menilai, kondisi ini berpotensi menimbulkan persoalan moral di tengah masyarakat.
“Ke depan, kos-kosan untuk laki-laki dan perempuan harus dipisah, tidak boleh tercampur. Dengan pemahaman agama dan imbauan dari pemerintah, harapannya bisa meminimalkan penyakit masyarakat,” tegasnya.
Libatkan Tokoh Agama
Saat ini Pemkab masih menyusun konsep pelaksanaan program. Sejumlah tokoh agama berpengalaman akan dilibatkan untuk mematangkan desain kegiatan sebelum diterapkan.
“Artinya kos bebas dan dampak sosial ini menjadi perhatian Pemkab Jepara. Kita ingin Jepara mendapat keberkahan, jadi kita benahi pelan-pelan,” kata Witiarso.
Program ini pada tahap awal akan difokuskan pada penguatan pendidikan agama Islam, mengingat mayoritas penduduk Jepara beragama Islam. Namun, Pemkab menegaskan tetap akan mengakomodasi kebutuhan pembinaan bagi pekerja non-Muslim.
“Sementara fokus Islam dulu, nanti kalau ada keperluan non-Muslim akan kita akomodir,” pungkasnya.
***
Sumber: BTN.