Notification

×

Iklan

Iklan

17+8 Tuntutan Rakyat: Suara Publik Menggema dari Jalanan hingga Media Sosial

Kamis, 04 September 2025 | 11.46 WIB Last Updated 2025-09-04T04:47:14Z

Foto, tangkap layar dari unggahan di media sosial.

Queensha.id - Jakarta,


Aspirasi masyarakat Indonesia belakangan ini tak hanya bergema di jalanan, tetapi juga semakin kuat di media sosial. Tagar, unggahan, hingga surat terbuka ramai menghiasi lini masa, menandai lahirnya 17+8 Tuntutan Rakyat yang kini menjadi sorotan publik.


Gerakan ini lahir dari rangkuman komentar dan pesan langsung warganet yang dihimpun sejumlah figur publik seperti Jerome Polin, Cheryl Marcella, Salsa Erwina Hutagalung, Andovi Dalopez, Abigail Limuria, Fathia Izzati Malaka, dan Andhyta F Utami. Mereka lalu menyatukan suara itu dalam sebuah dokumen aspirasi rakyat.


Tak berhenti di situ, dukungan juga datang dari 211 organisasi masyarakat sipil, termasuk YLBHI, PSHK, hingga lembaga mahasiswa di UI. Aspirasi buruh dari aksi demonstrasi pada 28 Agustus 2025 pun turut dirangkum dalam dokumen yang kini viral.



Artis dan Influencer Turun Suara


Deretan artis papan atas ikut memanaskan isu ini. Maudy Ayunda menulis surat terbuka yang ia rangkai usai membaca buku Pedagogy of the Oppressed. Ia menyebut kondisi saat ini seperti cermin dari buku tersebut.
Tolong jangan anggap remeh rakyat. Pilihlah empati daripada keserakahan. Pilihlah tindakan nyata, bukan sekadar mendengarkan secara performatif,” tulis Maudy.


Kreator konten Jerome Polin menegaskan bahwa tuntutan ini bukan sekadar suara segelintir orang. “Ini adalah tuntutan dari kami semua, rakyat Indonesia,” ujarnya. Hingga kini, petisi daring terkait isu tersebut telah menembus 40.000 tanda tangan.


Nama besar lain juga ikut bersuara: Dian Sastro, Tasya Farasya, Raisa, hingga Desta Mahendra. Bahkan Desta menyinggung langsung Presiden Prabowo Subianto. “Yth Pak Presiden, ayo Pak… jangan buat kami sedih dan kecewa dengan pilihan yang sudah menjadikan Bapak pemimpin negeri ini,” tulisnya.


Tak ketinggalan, sutradara Ernest Prakasa menegaskan bahwa rakyat hanya ingin Indonesia lebih baik, bukan makar. Musisi Kunto Aji, Hindia, Pandji Pragiwaksono, hingga Alanda Kariza juga menyuarakan hal senada dengan tagar #sampaimenang.



Isi Tuntutan Rakyat


Secara garis besar, 17 Tuntutan Rakyat ditujukan kepada Presiden, DPR, partai politik, Polri, TNI, dan kementerian sektor ekonomi. Beberapa poin penting antara lain:


  • Tarik TNI dari pengamanan sipil dan hentikan kriminalisasi demonstran.
  • Bentuk Tim Investigasi Independen atas kasus kekerasan aparat.
  • Transparansi anggaran DPR dan pembatalan kenaikan gaji serta fasilitas baru.
  • Upah layak dan perlindungan buruh di tengah ancaman PHK massal.


Selain itu, ada 8 Tuntutan Tambahan yang menyoroti reformasi DPR, partai politik, pajak, hingga penguatan Komnas HAM. Salah satunya mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset Koruptor sebagai langkah serius memberantas korupsi.



Resonansi Publik


Tuntutan 17+8 ini menjadi simbol konsolidasi suara rakyat di tengah gejolak politik dan ekonomi. Dari jalanan hingga media sosial, aspirasi ini menunjukkan bahwa masyarakat menuntut perubahan nyata, bukan sekadar janji.


Apakah pemerintah akan mendengar dan merespons aspirasi ini? Publik kini menunggu langkah konkret dari Presiden, DPR, dan seluruh institusi negara.


***