Foto, perempuan cantik pakai make-up. |
Queensha.id - Jepara,
Stereotipe bahwa perempuan sering dianggap “ribet” masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Mulai dari cara berpakaian, mengambil keputusan, hingga mengekspresikan perasaan, tak jarang perempuan dilabeli demikian. Namun, menurut pengamat sosial perempuan, istilah “ribet” sejatinya menyimpan filosofi mendalam yang kerap disalahpahami.
“Keribetan perempuan sesungguhnya adalah bentuk ketelitian, kepedulian, dan keinginan untuk memberi yang terbaik. Sayangnya, hal ini sering diterjemahkan secara negatif,” ujar Dr. Anindya Putri, pengamat sosial perempuan dari Semarang, Jumat (12/9/2025).
Ia mencontohkan, ketika seorang perempuan memilih baju atau merancang kebutuhan rumah tangga, ia cenderung memperhatikan detail hingga ke hal-hal kecil. Proses itu yang kemudian dinilai ribet. “Padahal, yang tampak sebagai ribet sesungguhnya adalah cara perempuan memastikan sesuatu berjalan dengan sempurna,” tambahnya.
Filosofi “Ribet” yang Terabaikan
Menurut Anindya, ada filosofi yang jarang disadari di balik sikap ribet perempuan, yaitu:
- Rasa Tanggung Jawab – Perempuan terbiasa memikirkan konsekuensi dari setiap pilihan.
- Nilai Estetika – Kepekaan perempuan terhadap keindahan sering membuatnya lebih detail dalam menentukan sesuatu.
- Kepedulian Emosional – Apa yang tampak rumit sering kali merupakan bentuk perhatian terhadap orang-orang terdekat.
“Jika laki-laki melihat ribet sebagai beban, maka perempuan melihat ribet sebagai upaya menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup,” katanya.
Perlu Cara Pandang Baru
Lebih lanjut, Anindya menegaskan, label ribet sebaiknya tidak dijadikan stigma. Justru masyarakat perlu memahami bahwa sifat itu berkontribusi pada kualitas pengelolaan keluarga maupun relasi sosial.
“Daripada menyebut ribet, lebih tepat menyebut perempuan itu detail, cermat, dan penuh perhitungan. Tanpa sifat itu, banyak hal penting dalam kehidupan sehari-hari justru bisa terabaikan,” pungkasnya.
Filosofi ini diharapkan dapat membuka mata publik bahwa istilah “ribet” bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang sudah menjadi bagian alami dari karakter perempuan.
***