Foto, kolase. Proyek pembangunan jembatan Pendosawalan Jepara. |
Queensha.id - Jepara,
Proyek pembangunan Jembatan Pendo Sawalan–Banyupuitih kembali menuai sorotan. Pasalnya, ada dugaan material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi dalam gambar kerja.
Proyek jembatan yang menelan anggaran sebesar Rp3.579.397.000 itu diharapkan mampu menghasilkan bangunan yang kokoh, berumur panjang, serta sesuai standar teknis yang telah ditentukan. Namun, kenyataan di lapangan justru menimbulkan tanda tanya besar.
Dari hasil penelusuran awak media di lokasi, ditemukan penggunaan besi yang tidak sesuai spesifikasi. Dalam catatan gambar kerja seharusnya digunakan besi ulir (U-32), tetapi di lapangan terlihat sebagian rangka pondasi dan penulangan sayap sisi timur justru memakai besi polos 12 mm, bahkan beberapa bagian telah terlanjur dicor.
“Kalau benar ada perbedaan material, itu bisa memengaruhi kualitas jembatan dalam jangka panjang. Apalagi ini proyek bernilai miliaran, uang rakyat yang dipertaruhkan,” ujar salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Sesuai regulasi, pengawasan pekerjaan memang menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Jepara, meskipun proyek ini merupakan milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Tengah. Namun, hingga kini belum ada langkah tegas dari pihak dinas.
Dugaan penyimpangan material ini bahkan sempat viral di pemberitaan dan media sosial, tetapi pekerjaan tetap berjalan tanpa ada evaluasi terbuka dari pihak terkait. Kondisi ini membuat publik menilai Dinas PUPR Jepara seakan-akan “tutup mata” terhadap persoalan yang ada.
Masyarakat bersama tim media masih terus memantau proses pembangunan tersebut. Mereka berharap Dinas PUPR Jepara maupun BBWS Provinsi segera meninjau lokasi dan memastikan material yang dipakai sesuai dengan spesifikasi gambar kerja, agar jembatan benar-benar aman, kuat, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
***
Wartawan: Gun | Queensha Jepara.