Foto, pendukung pagelaran Sendratari Ratu Kalinyamat. Oleh: Septiana Wibowo. |
Queensha.id - Jepara,
Pelataran Belik Makam Mantingan, Minggu malam (31/8/2025), menjelma menjadi panggung budaya yang memukau. Ribuan warga Jepara tumpah ruah menyaksikan Lawatan Ratu Kalinyamat 2025, sebuah gelaran seni yang menghadirkan harmoni tari, sendratari, puisi, dan seni rupa dalam satu perayaan besar.
Sorotan lampu panggung menyinari wajah-wajah penari yang tampil dengan kostum tradisional berwarna emas dan merah. Dengan gerakan anggun dan penuh makna, mereka seakan menghidupkan kembali jejak sejarah Ratu Kalinyamat, tokoh perempuan legendaris Jepara yang dikenal berani dan berwibawa.
“Bagi kami, ini bukan sekadar menari. Ini adalah cara mencintai kampung halaman, sekaligus melestarikan warisan leluhur,” tutur Jovanka, salah satu penari yang memerankan sosok Ratu Kalinyamat.
Panggung Lintas Seni
Rangkaian acara dimulai sejak siang hari. Komunitas Asta Perupa membuka gelaran dengan live painting, dilanjutkan parade puisi dari Komunitas Belajar Puisi dan Duwata Dejavu. Beberapa penyair muda, di antaranya Lisa Resty, Afida Nirmala, dan Albi Satriyo Ara, membacakan karya mereka di hadapan penonton.
Suasana semakin hangat dengan musikalisasi puisi yang dibawakan Yovie and Family, sebelum akhirnya tarian dari berbagai sanggar tampil silih berganti.
Puncaknya, lebih dari 50 penari dari berbagai sekolah dan sanggar menampilkan Sendratari Kolosal Ratu Kalinyamat. Pertunjukan teatrikal ini menyatukan irama, gerakan, dan tata cahaya, menghadirkan visual spektakuler yang membuat penonton berdiri memberikan tepuk tangan panjang.
Jepara Menjaga Akar Budaya
Menurut Joharta Adi, produser acara, Lawatan Ratu Kalinyamat digelar sebagai bagian dari roadshow untuk mempromosikan sekaligus menjaga kelestarian budaya Jepara.
“Event ini menjembatani generasi muda dengan akar budayanya. Kami ingin seni tari menjadi ruang ekspresi yang inklusif dan bisa dinikmati siapa saja,” jelasnya.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Penonton dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga tokoh masyarakat, memenuhi lokasi acara. Bahkan banyak yang rela berdiri di pinggir arena demi menyaksikan hingga akhir.
Tradisi yang Terus Hidup
Gelaran ini bukan kali pertama. Pada Juli 2025, Lawatan Ratu Kalinyamat juga sukses digelar di Gecho Inn Country, Kecapi, dan dihadiri lebih dari 800 penonton.
“Support dari berbagai pihak membuat acara ini akan terus hadir dan berkembang. Semua terbuka untuk umum, tanpa biaya,” tambah Joharta.
Lawatan Ratu Kalinyamat membuktikan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi, Jepara tetap mampu menjaga spirit budaya leluhurnya. Melalui harmoni gerak tubuh dan seni lintas generasi, semangat Ratu Kalinyamat seakan hidup kembali—menjadi kebanggaan masyarakat Jepara yang tak lekang oleh waktu.
***
Sumber: SuaraBaru.