Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Bola Api di Langit Cirebon Dibenarkan Meteor, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Senin, 06 Oktober 2025 | 20.31 WIB Last Updated 2025-10-06T13:32:30Z

Foto, tangkap layar dari unggahan video (meteor di Cirebon) yang beredar luas di media sosial.

Queensha.id - Jakarta,


Langit Cirebon mendadak terang oleh bola api pada Minggu malam (5/10/2025). Fenomena yang sempat viral di media sosial itu akhirnya dikonfirmasi sebagai meteor oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).


Thomas Djamaluddin, peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, memastikan bahwa cahaya terang yang melintas cepat dan diikuti suara dentuman tersebut bukanlah pesawat atau benda buatan manusia.
“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35–18.39 WIB,” ujar Thomas melalui akun Instagramnya, Senin (6/10/2025).


Ia menjelaskan, kesimpulan itu berdasarkan rekaman CCTV, kesaksian warga, serta data sensor getaran BMKG Cirebon.


“Terjadi getaran pada pukul 18:39:12 WIB dengan azimut 221. Ada juga laporan suara dentuman dan rekaman bola api di langit,” tambahnya.



Penjelasan Ilmiah: Dari Meteoroid hingga Meteorit


Fenomena seperti di Cirebon ini sebenarnya tidak asing dalam dunia astronomi. Menurut NASA, istilah meteor, meteoroid, dan meteorit merujuk pada benda langit yang sama dalam tahap berbeda.


  • Meteoroid adalah batu luar angkasa berukuran kecil hingga seukuran asteroid mini, yang melayang di ruang angkasa. Sebagian berasal dari komet, asteroid, atau pecahan planet lain.
  • Saat meteoroid memasuki atmosfer Bumi dan terbakar akibat gesekan udara, ia disebut meteor — inilah yang sering kita sebut bintang jatuh atau bola api.
  • Sisa batu yang berhasil mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Namun, hanya sekitar 5 persen meteoroid yang mampu bertahan dan jatuh ke tanah.


Para ilmuwan memperkirakan total material meteor yang masuk ke Bumi setiap harinya mencapai 48,5 juta ton.



Antara Meteor dan Hujan Meteor


Beda halnya dengan “hujan meteor” yang terjadi secara periodik. Fenomena ini muncul saat Bumi melewati jejak debu dan batu kecil sisa lintasan komet.
Misalnya, hujan meteor Perseid yang terkenal muncul setiap 12 Agustus, berasal dari reruntuhan komet Swift-Tuttle. Batu-batu yang menyebabkan hujan meteor ini biasanya berukuran sangat kecil (hanya sebesar biji atau pasir) sehingga habis terbakar di atmosfer.



Sulit Dibedakan dengan Batu Bumi


Menariknya, meteorit yang jatuh di permukaan sering kali sulit dibedakan dari batu biasa. Namun, di padang pasir atau tempat dengan permukaan cerah, meteorit tampak lebih mencolok karena warnanya yang gelap dan permukaannya seperti terbakar.


Fenomena bola api di langit Cirebon ini menjadi pengingat bahwa Bumi selalu berinteraksi dengan serpihan alam semesta. Meski sebagian besar meteor hancur di atmosfer, sesekali keindahan langit malam menghadiahkan pemandangan spektakuler dan sekaligus tanda kecil dari luasnya jagat raya.


***