Notification

×

Iklan

Iklan

Fenomena Tung Tung Tung Sahur: Dari Lelucon TikTok Jadi Fenomena Internet yang Bikin Merinding

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 14.26 WIB Last Updated 2025-10-04T07:27:50Z
Foto, Tung tung Sahur.


Queensha.id - Jakarta,


Dunia maya kembali dihebohkan dengan munculnya sosok aneh bernama “Tung Tung Tung Sahur”, sebuah karakter menyeramkan berbentuk kayu silinder dengan wajah ganjil yang kini menjadi tren di TikTok dan X (Twitter). Meski awalnya terlihat seperti meme biasa, fenomena ini justru memicu rasa penasaran warganet di seluruh dunia, terutama dari Indonesia yang merupakan tempat asal suara khas “Tung Tung Tung” itu sendiri.



Asal-Usul Meme “Tung Tung Tung Sahur”

Fenomena ini pertama kali muncul dari unggahan pengguna TikTok @noxaasht pada 28 Februari 2025. Dalam video itu, tampak karakter aneh mirip batang kayu memegang tongkat, diiringi suara latar berbahasa Indonesia yang berbunyi:


“Tung tung tung tung sahur. Scary anomaly that only comes out at Sahur. It is said that if someone is called for Sahur three times and does not answer, then this creature comes to your house. It’s very scary. Tung tung usually makes a sound like a gong...”




Terjemahannya kira-kira berbunyi, “Tung tung tung sahur... makhluk aneh yang hanya muncul saat sahur. Konon, jika seseorang dipanggil untuk sahur tiga kali dan tidak menjawab, makhluk ini akan datang ke rumahmu.”


Unggahan itu sontak viral dan melahirkan ratusan ribu versi parodi dari berbagai kreator TikTok. Beberapa membuat versi lucu, sementara yang lain mengubahnya jadi konten horor yang cukup menyeramkan.




Makna di Balik “Tung Tung Tung Sahur”


Kata Sahur dalam meme ini mengacu pada “Suhoor”, yaitu waktu makan sebelum Subuh selama bulan Ramadan bagi umat Muslim.


Sementara frasa “Tung Tung Tung” diyakini meniru suara bedug atau kentongan yang biasa digunakan masyarakat Indonesia untuk membangunkan warga menjelang sahur.


Pengamat budaya digital asal Semarang, Rizky Pranata, menilai bahwa meme ini adalah bentuk dark humor yang menggambarkan cara masyarakat memadukan tradisi lokal dengan budaya internet global.


"Lucunya, warganet luar negeri tidak tahu bahwa ‘Tung Tung Tung Sahur’ itu sebenarnya berakar dari budaya Indonesia. Meme ini contoh nyata bagaimana suara khas tradisi sahur kita bisa berubah jadi ikon global yang absurd sekaligus menghibur,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).




Respons dan Interpretasi Netizen


Menjelang akhir Ramadan 2025, banyak pengguna TikTok Indonesia berseloroh bahwa “Tung Tung Tung Sahur” telah menyelesaikan misinya, yaitu membangunkan umat Muslim untuk sahur di seluruh dunia.


“Dia sudah kembali ke tanah airnya setelah menunaikan tugas,” tulis salah satu komentar lucu yang viral di platform tersebut.




Namun tak sedikit juga yang merasa merinding melihat versi horror edit dari karakter ini. Bahkan di beberapa forum Reddit dan Discord, karakter “Tung Tung Tung Sahur” disebut sebagai the Indonesian horror meme of the year.



Pandangan Ulama dan Perspektif Sosial


Ulama muda KH Maulana Hasan, menilai fenomena ini sebagai bentuk ekspresi budaya modern yang sebaiknya disikapi secara bijak.


“Selama tidak melecehkan ibadah sahur dan tidak menjurus ke hal syirik, maka konten seperti ini bisa dianggap hiburan semata. Namun umat Islam perlu berhati-hati agar tradisi keagamaan tidak berubah makna menjadi bahan lelucon yang berlebihan,” ujarnya.



Sementara itu, pengamat sosial Purnomo Wardoyo mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan bagaimana generasi digital memaknai kembali tradisi dengan cara kreatif.


“Dulu kentongan sahur identik dengan tradisi kampung, sekarang jadi bahan meme global. Ini bukti bahwa budaya lokal Indonesia punya daya hidup luar biasa di ruang digital,” jelasnya.




Jadi, fenomena “Tung Tung Tung Sahur” bukan sekadar lelucon TikTok, melainkan cermin dari bagaimana tradisi lokal Indonesia bisa bertransformasi di dunia maya. Dari kentongan kampung hingga meme internasional, karakter ini mengingatkan kita bahwa identitas budaya bisa hidup di mana saja dan bahkan di tengah tawa dan absurditas internet.


***

Penulis: Redaksi Queensha Jepara.
Editor: Vico Rahman.
Tanggal: 4 Oktober 2025.
×
Berita Terbaru Update