Foto, Paguyuban Pengukir Perempuan R.A. Kartini Jepara yang resmi dideklarasikan pada 30 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Ukir Jepara 2025. |
Queensha.id - Jepara,
Semangat kebersamaan dan pemberdayaan perempuan terus menggema dari tanah ukir Jepara. Paguyuban Pengukir Perempuan R.A. Kartini Jepara yang resmi dideklarasikan pada 30 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Ukir Jepara 2025, kini mengajak para pengukir perempuan di Jepara untuk bergabung dan saling menguatkan dalam satu wadah perjuangan.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Ketua Paguyuban, Rumini, pada Sabtu (4/10/2025). Dengan penuh semangat, ia menggambarkan pentingnya kebersamaan dalam sebuah perumpamaan sederhana namun bermakna.
“Ibarat lidi, jika kita bersama diikat menjadi sebuah sapu tentu akan semakin kuat dan dapat membawa manfaat yang lebih besar,” ujar Rumini Sabtu (4/10/2025) yang juga dikenal sebagai pemenang lomba ukir tahun 2024 dan peraih Kartini Awards kategori Perempuan Pelestarian Seni Ukir.
Menurut Rumini, paguyuban ini tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan pengukir perempuan, tetapi juga menjadi forum komunikasi dan jembatan silaturahmi antaranggota. Dengan kebersamaan, ia berharap suara para pengukir perempuan akan lebih terdengar oleh pemangku kebijakan.
“Jika kita bersama-sama, suara dan aspirasi kita tentu akan lebih didengar. Silakan bagi teman-teman pengukir perempuan yang mau bergabung bisa menghubungi saya di nomor 0856-4155-4361,” tambahnya.
Lebih jauh, Rumini menyoroti pentingnya dukungan pemerintah terhadap para pengukir perempuan. Ia berharap paguyuban ini dapat membantu anggotanya dalam mengakses program bantuan pemerintah, seperti beasiswa, pelatihan, maupun bantuan sosial.
“Kadang kami iri dengan teman-teman nelayan. Mereka banyak mendapatkan perhatian pemerintah, sementara kami yang melestarikan budaya justru sering terabaikan,” ungkapnya.
Rumini juga menyinggung ketimpangan upah antara pengukir laki-laki dan perempuan yang masih terjadi di lapangan.
“Upah harian laki-laki bisa Rp90 ribu, sedangkan perempuan hanya Rp60 ribu. Tapi kalau borongan, baru sama,” tuturnya.
Karena itu, ia berharap Yayasan Pelestari Ukir Jepara terus mendampingi dan membimbing mereka agar kesetaraan dalam dunia ukir dapat terwujud.
Sementara itu, Wakil Ketua Paguyuban, Maryati, menegaskan bahwa paguyuban ini bersifat terbuka bagi siapa pun pengukir perempuan yang ingin bergabung.
“Kalau kita sendiri-sendiri tentu kurang kuat. Tapi kalau bersama, kita akan lebih diperhatikan,” ujarnya.
Maryati yang merupakan juara 2 lomba ukir tahun 2024 dan satu-satunya perempuan yang meraih penghargaan Peserta Favorit dalam Lomba Cipta Karya Cinderamata Ukir Kayu Tahun 2025, menilai paguyuban ini juga berfungsi sebagai ruang berbagi informasi tentang peluang kerja dan kolaborasi antarperajin.
“Kita juga bisa saling bertukar informasi tentang pekerjaan, saling bantu, dan sama-sama berkembang,” pungkasnya.
Paguyuban Pengukir Perempuan R.A. Kartini Jepara saat ini telah memiliki struktur kepengurusan lengkap, yakni:
- Ketua: Rumini
- Wakil Ketua: Maryati
- Sekretaris: Sulistiyani
- Bendahara: Arsitiningsih
Melalui semangat “Sapu Lidi” yang diusungnya, paguyuban ini diharapkan menjadi simbol kekuatan dan persatuan pengukir perempuan Jepara—perempuan tangguh penerus semangat emansipasi R.A. Kartini yang tak hanya mengukir kayu, tetapi juga mengukir peradaban dan kemandirian.
***
Sumber: Hadepe/SB.
(Queensha Jepara, 4 Oktober 2025)