Notification

×

Iklan

Iklan

Refleksi Sumpah Pemuda: Aktivis FKPM Mambak Jepara Ajak Generasi Muda Menjaga Api Persatuan

Selasa, 28 Oktober 2025 | 10.42 WIB Last Updated 2025-10-28T03:43:42Z

Foto, Abdul Rosyid, seorang aktivis di berbagai organisasi masyarakat di Jepara.


Queensha.id - Jepara,


Momentum Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang diperingati setiap 28 Oktober 2025 menjadi momen penuh makna bagi banyak kalangan, termasuk para pemuda di Kabupaten Jepara. Salah satunya datang dari Abdul Rosyid, seorang aktivis muda sekaligus anggota Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Mambak, Kecamatan Pakis Aji, Jepara.


Dalam sebuah unggahan reflektif di akun Facebook pribadinya, Abdul Rosyid menulis pesan mendalam berjudul “Refleksi Sumpah Pemuda”. Tulisan tersebut sontak menarik perhatian warganet karena sarat makna kebangsaan dan semangat persatuan di tengah tantangan zaman.


Sumpah Pemuda adalah nyala dari hati yang mencinta negeri. Dari kata menjadi tekad, dari tekad menjadi jalan perjuangan.
Mereka yang muda kala itu tak hanya berteriak ‘Indonesia’, tapi menyatukan perbedaan dalam satu cita: tanah air yang merdeka dan berdaulat.

Kini, api itu ada di tangan kita. Apakah masih menyala, atau perlahan padam oleh ego dan kepentingan?” tulis Abdul Rosyid dalam unggahannya.


Ia melanjutkan bahwa menjadi pemuda bukan sekadar persoalan usia muda, tetapi tentang keberanian untuk jujur, menjaga persatuan, dan mencintai bangsa tanpa pamrih.


Sumpah Pemuda bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dihidupkan kembali di setiap langkah kecil, di setiap kejujuran, di setiap cinta kita pada Indonesia.



Pemuda Jepara Harus Jadi Teladan


Kepada Queensha Jepara, Abdul Rosyid menyampaikan harapannya agar peringatan Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momen kebangkitan bagi generasi muda, khususnya di Jepara.


“Saya berharap pemuda Jepara bisa menjadi contoh dalam hal kepedulian sosial, kejujuran, dan kerja nyata di lingkungan sekitar. Jangan hanya menunggu perubahan, tapi jadilah bagian dari perubahan itu sendiri,” ujarnya, Selasa (28/10/2025).


Menurutnya, semangat para pemuda tahun 1928 yang rela berkorban demi persatuan Indonesia harus dihidupkan kembali dalam bentuk nyata — seperti gotong royong, menjaga keamanan lingkungan, hingga melawan apatisme sosial.


Sebagai anggota FKPM Mambak, Abdul Rosyid menilai bahwa kolaborasi antara pemuda dan aparat kepolisian adalah contoh nyata dari semangat Sumpah Pemuda di era modern.


“Kami di FKPM belajar bahwa menjaga keamanan dan ketertiban bukan hanya tugas polisi, tapi juga tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara yang mencintai Indonesia,” tambahnya.



Menghidupkan Semangat, Bukan Sekadar Mengenang


Refleksi yang ditulis Abdul Rosyid menjadi pengingat bahwa Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah, melainkan api perjuangan yang harus terus dijaga. Di tengah arus globalisasi, media sosial, dan individualisme yang tinggi, semangat persatuan dan kepedulian sosial menjadi kunci untuk menjaga Indonesia tetap kuat.


“Bangsa ini butuh pemuda yang bukan hanya banyak gaya, tapi banyak karya,” tutupnya dengan penuh semangat.


***

Queensha Jepara
28 Oktober 2025